Seperti
biasa, ulama sufi Abu Yazid al-Busthami suka berjalan sendiri di malam hari.
Lalu dia melihat seekor anjing berjalan ke arahnya. Namun ketika sudah hampir
dekat, Al-Busthami mengangkat jubahnya kuatir tersentuh anjing yang najis itu.
Spontan
anjing itu berhenti dan memandangnya. Entah bagaimana Abu Yazid seperti
mendengar anjing itu berkata padanya,
"Tubuhku
kering tidak akan menyebabkan najis padamu, kalau pun engkau merasa terkena
najis, engkau tinggal basuh 7x dengan air dan tanah, maka najis di tubuhmu itu
akan hilang. Namun jika engkau mengangkat jubahmu karena menganggap dirimu yang
berbaju badan manusia lebih mulia, dan menganggap diriku yang berbadan anjing ini
najis dan hina, maka najis yang menempel di hatimu itu tidak akan bersih walau
kau basuh dengan 7 samudra lautan."
Abu
Yazid tersentak dan minta maaf. Lalu sebagai permohonan maafnya dia mengajak
anjing itu untuk bersahabat & jalan bersama. Tapi si anjing itu menolaknya.
"Engkau
tidak patut berjalan denganku, mereka yang memuliakanmu akan mencemoohmu dan
melempari aku dengan batu. Aku tidak tahu mengapa mereka menganggapku begitu
hina, padahal aku berserah diri pada sang Pencipta wujud ini, lihatlah aku juga
tidak menyimpan dan membawa sebuah tulang pun, sedangkan engkau masih menyimpan
sekarung gandum."
Lalu
anjing itu pun berjalan meninggalkan Abu Yazid.
Abu
Yazid masih terdiam, "Ya Allah, untuk berjalan dengan seekor anjing
ciptaan-Mu saja aku tak layak, bagaimana aku merasa layak berjalan bersama
dengan-Mu, ampunilah aku dan sucikan hatiku dari najis.."
Sejak
itu Abu Yazid memuliakan dan mengasihi semua mahluk Tuhan tanpa syarat.
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
"...
Maka janganlah kamu mengatakan dirimu Suci. Dialah (Allah) yang paling mengetahui tentang
orang yang bertaqwa." (QS. an-Najm: 32)
*)fiqhmenjawab.net

Post a Comment Blogger Facebook