Menurut orang-orang sepuh kuno, Rabu Wekasan adalah Rabu terakhir dibulan Safar. Dalam kitab Jawahir, seorang alwalid (ahli ma’rifat) mengatakan bahwa Allah menurunkan bermacam-macam coba/ balak/ penyakit. Ahli ma’rifat adalah orang yang mantap ma’rifat dalam sifat Mu’t akad 50 (Sifat Wajib Allah 20 , Muhal 20, Jaiz 1, dan Sifat wajib Rosul 4, Muhal Rosul 4, jaiz 1 sehingga total berjumlah 50).
Dalam kitab Al-Jawahir al-Khoms, Syech Kamil Fariduddin
as-Syukarjanji dihalaman ke 5, disebutkan pada tiap tahun hari rabu terakhir di
bulan Safar, Allah akan menurukan 320.000 bala bencana ke muka bumi. Hari itu
akan menjadi hari-hari ang paling sulit diantara hari-hari dalam satu tahun.
Ahli
ma’rifat adalah orang yang sudah tahu terlebih dahulu apa yang akan terjadi
(diberi penglihatan barang gaib oleh Allah). Dan para ahli ma’rifat diberi
petunjuk oleh Allah kalau pada malam rabu terakhir dibulan Safar, Allah
menurunkan bermacam-macam coba/ balak/ penyakit.
Dari
keterangan para ahli ma’rifat, maka para ulama’ mengajarkan kepada kita untuk
lebih mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah, dengan banyak berdo’a,
beristighfar, sholat sunnah, serta membaca sholawat pada malam rabu terakhir
dibulan Safar.
Beberapa
amalan yang bisa dilakukan pada malam rabu wekasan (malam rabu terakhir dibulan
safar):
1. Sholat Sunnah (Hajat,
Mutlaq/Qiyamul lail) 4 atau 6 rakaat,
4
rakaat (2 salam) : Caranya, setelah fatekhah tiap rakaat membaca Al-Kautsar
17X, Al-ikhlas 5X, Al-Falaq 1X, dan An-Nas 1X
6
Rakaat (3 salam) : Caranya setelah fatekhah tiap rakaat membaca ayat kursi dan
Al-ikhlas 1X.
2. Membaca Surat Yasin,
pada ayat “Salamun Qoulan Min Rabbil Rahiim” dibaca sebanyak 313X kemudian baru
dilanjutkan ayat setelahnya sampai selesai.
3. Meminum Air Salamun,
dengan cara menulis ayat-ayat salamun yang terdapat dalam Al-qur’an di kertas
kemudian dicelupkan dalam air dan diminum. (Pengajian Malam Selasa Krandon)
Yang
terpenting niat kita dalam menjalani amalan-amalan tersebut adalah Lillahi
Ta’ala (bukan karena niat lain dan kita tidak terlalu ekstrim dalam
menerima sesuatu/ kelancipen). Sebagaimana contoh yang disampaikan KH. Sya’roni
Ahmadi “jangan terus melakukan sholat tolak balak, itu salah (kelancipen),
sholatnya ya sholat sunnah (hajjat atau yang lain)”.


Post a Comment Blogger Facebook