Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar,
Jawa Timur, mendukung penuh wacana pembubaran Front Pembela Islam (FPI)
di Indonesia. Organisasi massa Islam itu dinilai menjadi ancaman
kesatuan bangsa dan azas Bhinneka Tunggal Ika yang selama ini
dipertahankan mati-matian.
Komandan Banser Kabupaten Blitar
Kabupaten Blitar Imron Rosadi mengatakan keberadaan FPI sudah sepatutnya
ditinjau oleh pemerintah. Dalam berbagai peristiwa, FPI dituding selalu
menebar kebencian yang mengancam kesatuan bangsa. “Saya mendukung penuh
pembubaran FPI,” kata Imron yang juga aktivis NU kepada Tempo, Rabu 8
November 2016.
Menurut Imron, yang akrab disapa Baron, itu FPI
selalu menganggap orang yang berbeda pandangan sebagai musuh. Termasuk
dalam kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Basuki
Tjahaja Purnama atau Ahok.
Baron mengatakan, sebagai organisasi
yang mengaku berlabel Islam, seharusnya FPI memberi tauladan dalam
menyelesaikan masalah secara etis dan tak mengandalkan pengerahan massa.
Sebab aksi-aksi seperti itu justru memantik reaksi minor dari umat
Islam sendiri, serta menimbulkan ketakutan dan kecemasan bagi penganut
agama lain.
Baron menegaskan, cara-cara yang dipakai FPI dalam
menyelesaikan masalah sama sekali tidak merepresentasi umat Islam di
Indonesia. FPI hanyalah ormas yang digerakkan oleh kepentingan dengan
cara-cara yang jauh dari ajaran Islam yang penuh kedamaian. “Memangnya
negara ini milik mbahe FPI sehingga semua orang harus tunduk,” ujarnya
dengan nada mengecam.
Kemerdekaan Indonesia, lanjut Baron, adalah
kristalisasi perjuangan seluruh rakyat Indonesia dari semua golongan.
Mereka bahu membahu berjuang mengusir penjajah tanpa melihat latar
belakang suku dan agama. Karena itu jika kemudian ada yang berusaha
mengklaim sebagai kelompok mayoritas dan berkuasa atas kelompok lain,
sudah jelas menjadi ancaman bagi kesatuan bangsa.
Dalam situasi karut marut seperti ini, kata Baron, semakin parah
karena peran partai politik yang mengaku sebagai nasionalis justru tak
banyak bicara. Mereka terkesan diam dan cuci tangan saat melihat gejala
ancaman disintegrasi bangsa tengah berlangsung.
“Saya harus
sampaikan jika NU adalah satu-satunya organisasi yang istiqomah mengawal
Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia,” ucap Baron.
Sebagai badan
otonom NU, kata Baron, Banser siap mengawal NKRI dan memberangus
kelompok radikal yang ingin membuat aturan sendiri di Indonesia.
Ketua
Gerakan Pemuda Ansor Kota Blitar Hartono justru bersikap sebaliknya.
Menurut dia karakter aktivis FPI di tiap-tiap daerah berbeda sesuai
kultur setempat. Di Kota Blitar, Hartono mengklaim telah membangun
komunikasi baik dengan FPI Blitar.
Bahkan FPI dan Ansor selalu
bergerak bersama-sama saat terjadi persoalan yang menyangkut agama.
“Terakhir saat terjadi penistaan agama oleh salah satu pendeta gereja di
Kota Blitar, kami berkoodinasi dan bergerak bersama,” tutur Hartono.
Namun
menyikapi persoalan Ahok yang terjerat delik yang sama, Hartono justru
menolak pengerahan massa ke Jakarta. Menurut dia persoalan itu harus
diambil alih oleh kepolisian, bukan kekuatan massa. “Bagaimanapun negara
ini diatur oleh undang-undang dan bukan hukum agama.” (tempo.co)
*)nasional.warta10.com

Post a Comment Blogger Facebook