0 Comment


KH Muhammad Dimyathi (1925-2003 M) atau dikenal dengan Abuya Dimyathi adalah sosok yang kharismatis. Beliau dikenal sebagai pengamal tarekat Syadziliyah dan melahirkan banyak santri berkelas. Mbah Dim begitu orang memangilnya. Nama lengkapnya Muhammad Dimyathi bin Syaikh Muhammad Amin. Dikenal sebagai ulama yang sangat kharismatik. Muridnya ribuan dan tersebar hingga mancanegara. Abuya dimyati orang Jakarta biasa menyapa, dikenal sebagai sosok yang sederhana dan tidak kenal menyerah.

Dahulu ketika Abuya Dimyathi Cidahu Banten saat masih menjadi santri bila mau pergi ke pondok tidak pernah membawa bekal apapun kecuali hanya sedikit beras dan sebotol minyak kelentik (kelapa).

Jika ada pengajian, Abuya tidak pernah membawa kitab seperti lazimnya santri yang lain, karena kitab pada waktu itu masih sangat langka & juga karena Abuya ndak memiliki cukup uang untuk membelinya. Akan tetapi apabila Syekh Tubagus Abdul Halim (guru beliau) mengajar santri, Abuya selalu hadir & mengikutinya dengan seksama dan penuh ta’zhim.

Untuk memperdalam ilmunya, Abuya hanya mampu meminjam kitab kepada temannya untuk dimuthola'ah (mengkaji & mempelajari) sendiri. Dan hal ini dilakukannya setiap malam di atas jam 00.00 Wib (tengah malam). Tatkala ada suatu masalah, kaidah atau mauizhoh, maka ditulisnya di atas kertas yg amat sederhana kemudian dihafalkannya.

Untuk mendapatkan secarik kertas saja Abuya harus mencari di tempat-tempat sampah. Bila didapatinya dalam keadaan kotor, maka kertas tersebut dicuci dgn sangat hati-hati, karena takut robek.

Abuya pernah mengumpamakan kepada H. Muhammad Murtadlo (putranya, yg saat ini menjadi pengganti beliau), apabila mendapatkan kertas sebesar dua tapak jari saja, maka Abuya merasa saangat senang. Apalagi bila mendapatkan kertas sebesar amplop. Oleh sebab itu Abuya sampai akhir hayatnya sangat rajin mengumpulkan kertas-kertas sekecil apapun. Abuya ndak pernah membuang atau membakar sehelai kertas, amplop, rokok sekalipun.

Post a Comment Blogger

 
Top