Seorang Habib dari bangsa Assegaf menceritakan kekaromahan Alhabib Husein
bin Hadi Alhamid Brani Probolinggo.
"Dahulu saya pernah menjadi sopir Habib
Husein Brani."
"Waktu itu pagi sekali kami berangkat ke
Situbondo menghadiri acara undangan walimatur'ursy.. dan selesai acara tersebut
Habib Husein masih menyempatkan diri kerumah beberapa kerabat dan sahabat
beliau hingga malam".
"Saat malam tiba Habib Husein yang ingin pulang masih pula ditahan oleh beberapa orang yang menyuruhnya menginap tetapi beliau memaksa untuk segera pulang.
Singkatnya Habib Husein tetap menolaknya
sembari berkata: "Habib harus pulang karena ini malam Brani banjir"
Sontak orang yang mendengar alasan beliau
tertawa sambil berkata "Tidak mungkin hujan bib ini kan lagi musim
kemarau" tetapi beliau tetap memaksa untuk segera pulang ke desa
Brani".
"Dan sesampainya di desa Pajarakan (kira² 7 Km kearah desa Brani) sungguh diluar dugaan saya, hujan yang begitu lebat menerpa kami dan.. "Subhanallah!!.. pas didepan rumah Habib Husein di desa Brani banjir sebatas kursi jok mobil dibawah Habib Husein sehingga saya membopong beliau kedalam rumahnya".
"Andai saya bercerita pada anak jaman sekarang pasti dia tidak percaya dan menganggap bohong kisah kami ini" Ujar SiHabib sang sopir yang menjadi saksi perjalanan hidup AlHabib Husein Bin Hadi Alhamid Brani menutup kisahnya.
Habib Husein termasuk seorang Waliyullah yang berumur panjang yakni sekitar 120 tahun dan jauh dari penyakit. Ketika ditanya kenapa ia selalu sehat, Habib Husein menjawab, "Di hati saya, tidak ada sedikit pun rasa iri dan dengki terhadap orang lain."
Dari kisah diatas hanya iman yang dapat mencernanya bukan sekedar akal kita yang hanya seorang makhluk yang penuh lupa dan melupakan Tuhannya.
Wallahu a'lam.

Post a Comment Blogger Facebook