Awal 1997, Gus Dur sowan ke KH. Munif Zuhri, pengasuh PP. Girikusumo,
Mranggen, Demak. Setelah tiba di ndalem, Gus Dur, yang sudah terganggu
penglihatannya, tiba-tiba bisa menebak teman lamanya yang bernama Munir.
Padahal saat itu mereka belum berkenalan ulang.
Munir ini teman lama. Ia pernah nyantri di Tebuireng, bahkan menjadi mahasiswa
Gus Dur di Unhasy. Keduanya sempat akrab, tapi keburu Gus Dur aktif di Jakarta.
Tidak lama, Munir menyusul ke ibukota, bekerja
sebagai tukang kayu. "Gus Dur tahu jika saya sebagai tukang kayu di
Jakarta," katanya.
Profesi itu sudah lama ditinggalkan.
Tahun 1997 itu, Munir sudah jadi pengusaha top di Jawa Tengah. Karena itu, ketika Gus Dur sowan ke ndalem Kiai Munif Zuhri, Munir menyempatkan salaman dengan Gus Dur. Tapi baru pegang tangan, Gus Dur--yang penglihatannya sudah terganggu-- nyelutuk, "Oooh, ini Munir to? Masih jadi tukang kayu, Nir?"
Karuan, semua hadirin kaget. Sebab nahdliyyin di sana mengenal Munir sebagai pengusaha sukses di berbagai bidang. Munir tertegun dengan sapaan Gus Dur, "15 tahun kami tak bertemu, kok beliau masih ingat sama saya," katanya.
Lucunya, jika Gus Dur ingat dengan profesi Munir sebagai tukang kayu puluhan tahun sebelumnya, Munir sendiri malah agak lupa! Bisa saja!...

Post a Comment Blogger Facebook