Jika Ingin Rezeki Suami Mengalir Deras, Istri Wajib Melakukan 5 Hal Ini

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8vr7cdvlpd83yXjbNpg_KUQqoedd4EO4_ctkmPKlfDTvYXdPBby4dnSGc9PxaQtGSXtzlbgaJv5fvlUWHxHm1w5QiqeplW0Pc1IPDmh7Gbl6UfX-OO3yC-dIod73d0jsaDZi8k317ReM/s1600/Jika-Ingin-Rezeki-Suami-Mengalir-Deras-Istri-Wajib-Melakukan-5-Hal-Ini-1.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="310" data-original-width="590" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8vr7cdvlpd83yXjbNpg_KUQqoedd4EO4_ctkmPKlfDTvYXdPBby4dnSGc9PxaQtGSXtzlbgaJv5fvlUWHxHm1w5QiqeplW0Pc1IPDmh7Gbl6UfX-OO3yC-dIod73d0jsaDZi8k317ReM/s320/Jika-Ingin-Rezeki-Suami-Mengalir-Deras-Istri-Wajib-Melakukan-5-Hal-Ini-1.jpeg" width="320" /></a></div> <br /> Inilah amalan-amalan yang dapat dikerjakan istri untuk menambah barokah rezeki yang didapat suami agar rezeki keluarga berlimpah : <br /> <br /> <b>1. Berikanlah Beberapa Nafkah Dari Suami Untuk Orang Tua Serta Mertua</b><br /> <br /> Sekecil apapun atau sedikit apapun, sisihkan sebagian nafkah dari suami untuk orang-tua serta mertua. Walau cuma dengan membelikan beras atau kebutuhan pokok yang lain, sadari kalau sisi ini dapat menambah keberkahan rezeki yg didapat.<br /> <br /> Tutup telinga rapat-rapat serta jangan sampai hiraukan bila terima cibiran atau dibanding-bandingkan dengan jumlah yang didapat dari menantu lain yang makin besar, jangan pernah jadikan hal sejenis itu menyebabkan rusaknya tekad baik yang kita memiliki.<br /> <br /> Jauhi juga berpikiran seperti ini, “Jangankan untuk orang-tua, buat keluarga sendiri saja selalu kurang! ” atau “Orangtua serta mertua saya sudah mapan! ”<br /> <br /> Kemungkinan ada yang pikirkan demikian, namun percayalah apabila menafkahkan sebagian rezeki buat keluarga dekat, tidak hanya akan menambah barokah untuk kita namun bisa mempererat bersilahturahmi.<br /> <br /> <b>2. Selalu Mengingatkan Suami untuk Memberi Nafkah Keluarga Dengan Rezeki Halal</b><br /> <br /> Kewajiban istri yang lain yaitu selalu mendoakan serta mengatkan suami untuk selalu menafkahi istri serta anaknya dengan rejeki yang halal.<br /> <br /> Elemen ini demikian mutlak mengingat beberapa istri yang merongrong suami karena itu ada banyak tuntutan serta buat suami melalui jalan tidak baik dalam mencari nafkah.<br /> <br /> <b>3. Merubah Style Hidup Boros</b><br /> <br /> Masak sendiri dirumah akan lebih menghemat biaya daripada makan di luar atau beli makanan dari luar. Karena itu istri perlu belajar memakasak untuk mengubah gaya hidup yang boros.<br /> <br /> Lakukan perawatan tubuh di salon akan memberi pengeluaran. Jika hal sejenis ini dapat ditangani dirumah, sampai dapat menghemat pengeluaran, kenapa tidak?<br /> <br /> Bawakan bekal untuk suami agar tidak perlu makan siang di luar kantor, juga untuk anak agar tidak jajan sembarangan.<br /> <br /> Jalan-jalan ke mal setiap minggu bisa ditukar dengan ke tempat lain yang lebih irit serta tak keluarkan banyak cost, seperti ke taman, alun-alun kota serta object wisata gratis yang lain.<br /> <br /> Semoga ikhtiar berhemat serta mengubah gaya hidup ini dapat menambah keberkahan rejeki keluarga.<br /> <br /> <b>4. Kerjakan Beribadah Bersama</b><br /> <br /> Melaksanakan ibadah serta ketakwaan yang kita lakukan begitu erat hubungan dengan keberkahan rezeki keluarga.<br /> <br /> Selain lakukan shalat berjamaah setiap harinya, coba rencanakan sekian banyak beribadah yang dapat dikerjakan bersamaan dengan keluarga. Mulai dari puasa sunnah Senin serta Kamis, salat tengah malam, membaca Al Quran serta yang lain.<br /> <br /> <b>5. Jauhi Pertikaian Dalam Rumah Tangga</b><br /> <br /> Pertikaian hanya akan menyulut kebencian serta menyingkirkan keberkahan rumah tangga. Juga sebagai istri perlu jadi air pendingin bila suami dalam kondisi stres, tidaklah jadi menyulut pertikaian yang makin besar.<br /> <br /> Mudah-mudahan info ini bisa berguna serta bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar buat pendapatan suami lebih barokah, melimpah serta mengalir deras.<br /> <br />

Hikmah Pesan Islami Jika Ingin Rezeki Suami Mengalir Deras, Istri Wajib Melakukan 5 Hal Ini

Inilah amalan-amalan yang dapat dikerjakan istri untuk menambah barokah rezeki yang didapat suami agar rezeki keluarga berlimpah : 1. B...

Read more »

Teks Tawasul Sayyidil Walid Al-Habib Abdurrahman Bin Ahmad Assegaf

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRtwu7hT6rX7rldzpUWUkzjAoVCZSXuWpJp43tAP8Obz5DHZZtXp-2Lyt_AUmuUzN1Su35ERFKu_WgE5YP19KYQqPLEWs-tvwzicd6Je-6emJhqW5P2LFvEBSq8gB3O505sGLLPp08JuU/s1600/habib+abdurrahman+assegaf.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="453" data-original-width="604" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRtwu7hT6rX7rldzpUWUkzjAoVCZSXuWpJp43tAP8Obz5DHZZtXp-2Lyt_AUmuUzN1Su35ERFKu_WgE5YP19KYQqPLEWs-tvwzicd6Je-6emJhqW5P2LFvEBSq8gB3O505sGLLPp08JuU/s320/habib+abdurrahman+assegaf.jpg" width="320" /></a></div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> <div class="post-body entry-content gmr-item-post"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <div align="center" class="MsoNormal"> <span style="font-family: "adobe naskh medium";">التَّوَسُّلُ</span><br /> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 12.0pt;">االحبيب ابدالرحمن بن أحمد السقاف </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;">  <o:p></o:p></span></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <span lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;"><br /></span></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> <span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>  إِلَهِى بِجَاهِ اْلأَنْبِيَاوَاْلمَلاَئِكَة   وَبِاْلأَوْلِيَاءِجُدْلَنَابِاْلإِجَابَةِ</span></span><span style="font-family: "pcornaments"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div> <div align="center" class="MsoNormal"> Ya Allah dengan kebesaran para Nabi dan Malaikat<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br />  </span>Dan dengan karomah para Wali terimalah permohonan kami<o:p></o:p></div> <div align="center" class="MsoNormal"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;">إِلَهَىِ تَوَسَّلْنَابِقُرْآنِكَ اْلكَرِيْم     تُنَوِّرْبَصِيْرَتِى وَسَمْعِى وَمُقْلَتِى</span><span style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></div> <div align="center" class="MsoNormal"> Ya Allah dengan perantara Kitab-Mu Al-Qur'an yang mulia<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br /> </span>Aku mohon terangilah hatiku, pendengaranku dan mataku<o:p></o:p><br /> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "sakkal majalla"; font-size: 18.0pt; line-height: 115%;">وَتُلْهِمُنِى رُشْدِى وَتَرْزُقُنِى عِلْمَ اْﻟ  يَقِيْنِ تُوَفِّقْنِى لِحُسْنىِ اْلعِبَادَةِ</span></div> <div align="center" class="MsoNormal"> Dan Ilhamilah aku kebenaran dan berilah aku ilmu<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br /> </span>Yakin serta taufiq agar aku dapat beribadah dengan sebaik-baiknya<o:p></o:p></div> <div align="center" class="MsoNormal"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;">بِأَسْمَآئِكَ اْلحُسْنىَ تَجُوْدُ بِتَوْبَةِ     نَصُوْحٍ تَغْفِرُلِى ذُنُوْبِى وَزَلَّتِى</span><span style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></div> <div align="center" class="MsoNormal"> Dengan Asmaul Husna-Mu Ya Allah berilah aku taubat<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br /> </span>Yang sebenar-benarnya, yang dapat mengampuni semua dosa dan kesalahanku<o:p></o:p></div> <div align="center" class="MsoNormal"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;">وَتَنْظُرُنِى فِى كُلِّ حَالٍ وَلمَحَةٍ     تُنَجِّى بِهَا مِنْ هَوْلِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ</span><span style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></div> <div align="center" class="MsoNormal"> Dan pandanglah aku dengan pandangan Rahmat-Mu setiap waktu dan kejapan mata<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br /> </span>Dengan Asma-Mu Ya Allah selamatkanlah aku dari huru-hara hari kiamat<o:p></o:p></div> <div align="center" class="MsoNormal"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;">وَبِالْمُصْطَفَى الرَّسُوْلِ تَشْرَحُ لِى صَدْرِى     تُيَسِّرُلِى أَمْرِى وَتَكْشِفُ كُرْبَتِى</span><span style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></div> <div align="center" class="MsoNormal"> Dan dengan kebesaran Nabi yang terpilih Nabi Muhammad Rosululloh lapangkanlah dadaku<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br /> </span>Mudahkanlah urusanku dan lepaskanlah kesukaran dan kesulitanku<o:p></o:p></div> <div align="center" class="MsoNormal"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;">وَبِاْلأَنْبِيَاءِ وَاْلمَلاَئِكَةِ اْلكِرَامْ     تُحَقِّقُ بِالتَّقْوَى وَإِدْرَاكِ غَايَتِى</span><span style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></div> <div align="center" class="MsoNormal"> Dan dengan kebesaran para Nabi dan Malaikat yang Mulia<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br /> </span>Kuatkanlah aku untuk bertaqwa dan untuk mencapai tujuanku<o:p></o:p></div> <div align="center" class="MsoNormal"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;"> وَبِاْلأَوْلِيَاءِ تُلْحِقُنِى بِهِمْ     وَذُرِّيَّتِى وَشِيْعَتِى وَعَشِيْرَتِى</span><span style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></div> <div align="center" class="MsoNormal"> Dengan kebesaran mereka dan karomah para Wali pertemukanlah aku dengan mereka,<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br /> </span>Dan juga keturunanku, para pengikutku dan keluargaku<o:p></o:p></div> <div align="center" class="MsoNormal"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;">وَتَصْرِفُ عَنِّى كُلِّ شَرٍّ بِحَقِّهِمْ      وَشَرًّالِذِى شَرٍّ مِنِ انْسٍ وَجِنَّةِ</span><span style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></div> <div align="center" class="MsoNormal"> Dengan kemuliaan mereka, hindarkanlah aku dari segala kejahatan<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br /> </span>Dan kejahatan-kejahan, baik yang disengaja dari manusia maupun jin<o:p></o:p></div> <div align="center" class="MsoNormal"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;">بِفَضْلِكَ بَشِّرْنِى بِحُسْنِ اْلخَوَاتِمِ      وَبِالرَّحْمَةِ ادْخِلْنِى بِدَارِاْلإِقَامَةِ</span><span style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></div> <div align="center" class="MsoNormal"> Dengan karuniaMu Ya Allah, gembirakanlah aku dengan mati Khusnul Khotimah,<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br /> </span>Dan dengan rahmatMu, masukanlah aku kedalam surgaMu yang abadi<o:p></o:p></div> <div align="center" class="MsoNormal"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "adobe naskh medium"; font-size: 18.0pt;">عَلَيْهِمْ مِنَ اْلمَوْلَى صَلاَةٌ وَتَسْلِيْمٌ      وَرِضْوَانُ اِسْتَجِبْ إِلَهِى مُنَاجَاتِى</span></div> <div align="center" class="MsoNormal"> Semoga Allah memberikan Rahmat, salam sejahtera kepada mereka<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br /> </span>Dan juga keridhoan-Nya terimalah do'aku ini Ya Allah.....<o:p></o:p><br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <iframe allow="autoplay; encrypted-media" allowfullscreen="" frameborder="0" height="360" src="https://www.youtube.com/embed/KgV3TjeVKXM" width="640"></iframe> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qadir Bin Ali bin Umar bin Segaf bin Muhammad bin Thoha bin Umar bin Thoha bin Umar Ash-shofi bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Sayyidina Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman Assegaf bin Syekh Muhammad Maula Ad-Dawilayh bin Syekh Ali Shoibud Dark bin Sayyidina Ali bin Sayyidina  Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al Muqaddam Muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma'ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Aml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja'far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein bin Fatimah Az-Zahra binti RASULULLAH SAW <a href="http://bagir.mywapblog.com/silsilah-sayyidil-walid-al-habib-abdur-r.xhtml" target="_blank"><i>Sumber</i></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> </div> </div>

Doa Inspiratif Mengharukan video Teks Tawasul Sayyidil Walid Al-Habib Abdurrahman Bin Ahmad Assegaf

التَّوَسُّلُ االحبيب ابدالرحمن بن أحمد السقاف        إِلَهِى بِجَاهِ اْلأَنْبِيَاوَاْلمَلاَئِكَة   وَبِاْلأَوْلِيَاءِجُدْلَنَابِ...

Read more »

Manuskrip Tahlil Berusia Lebih 200 Tahun, Ini Saksi Tradisi Umat Islam

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrLyVMTuwFzbQPvE1R3Knw6n8SGOJf0AmTvnY6K3DWit-P1njagJ9Q9WenSMzL6nCdbKnCeUx4SUFsUC19AmcMvwTaHBEhXY4YERmGpDfRfL9zCqvsOkpq2ja1jmAMZVSibMkaVNlFm3E/s1600/manuskrip-tahlil.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="800" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrLyVMTuwFzbQPvE1R3Knw6n8SGOJf0AmTvnY6K3DWit-P1njagJ9Q9WenSMzL6nCdbKnCeUx4SUFsUC19AmcMvwTaHBEhXY4YERmGpDfRfL9zCqvsOkpq2ja1jmAMZVSibMkaVNlFm3E/s320/manuskrip-tahlil.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">FAKTA: Manuskrip tahlil berusia lebih dari 200 tahun. (Foto: Fb. Muhammad Rofi'i Ismail)</td></tr> </tbody></table> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;"> <br />Biasanya para kiai NU kalau ditanya tahlilan dimulai dari kapan? Mereka akan menjawab "mulai wali songo". Demikian pula ketika ditanya susunan kalimat tahlil itu dari siapa? Mereka menjawab "wali songo". Jawaban tersebut ada benarnya.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;"> “Karena kami telah menemukan manuskrip tahlil dari kitab peninggalan mbah Kiai Haji Moch Ilyas (Penarip Mojokerto) yang berasal dari Kesesi Pekalongan dalam kitab tulisan tangan dari kertas kulit yang usianya lebih dari 200 tahun,” kata Kiai Muhammad Rofi'i Ismail, Mojokerto, Jawa Timur pada akun <em style="box-sizing: border-box;">facebook</em>nya.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;"> Dijelaskannya, tertulis "Ratib kang dilampahake kiai pondok Tegalsari (Ponorogo)" yang berdiri pada 1722 M. Kalimat-kalimatnya persis dengan yang ada sekarang termasuk sholawatnya yang tidak pernah kami temukan dari kitab-kitab Mu'tabaroh (kita yang diakui para ulama untuk dipelajari di Pesantren, red).</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333;">“Hanya saja ayat-ayat Al-Qur'an nya lebih banyak 2 kali lipat. Mungkin yang ada sekarang ini adalah ringkasan dan pada akhirnya ada doa untuk arwah. Semoga ini bermanfaat fiddini waddunya wal akhirah,” tuturnya, pada </span><span class="red-copy" style="box-sizing: border-box;">ngopibareng.id</span>,<span style="color: #333333;"> Selasa (23/1/2018).</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;"> Kelaziman di Indonesia, sebagaian besar umat Islam mengamalkan tradisi tahlilan. Khususnya, terkait dengan meninggalnya seseorang sebagai doa dari keluarga. Hal itu, terjadi khususnya di Pulau Jawa yang tak lepas dari kebiasaan tahlilan, yang kemudian menjadi tradisi kaum Muslimin di negeri ini.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin-bottom: 10px; text-align: justify;"> sumber:www.ngopibareng.id</div>

News Manuskrip Tahlil Berusia Lebih 200 Tahun, Ini Saksi Tradisi Umat Islam

FAKTA: Manuskrip tahlil berusia lebih dari 200 tahun. (Foto: Fb. Muhammad Rofi'i Ismail) Biasanya para kiai NU kalau ditanya tahlil...

Read more »

Inilah Kronologi Lengkap Penganiayaan KH. Umar Basri

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirxk2BjyMxIn_QWDQY-uKxPFht5PjOZY71KEQ-T76Vd01VESX0Zk5OmYEDytaDKPk1wuJq5g3GLk6gCk3Xq55rr08Eszba9Pr_ls-ucZB1mXGywE1DRBZXE5K7yWU0UfJ6ExFj4NMIv1I/s1600/banserku.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirxk2BjyMxIn_QWDQY-uKxPFht5PjOZY71KEQ-T76Vd01VESX0Zk5OmYEDytaDKPk1wuJq5g3GLk6gCk3Xq55rr08Eszba9Pr_ls-ucZB1mXGywE1DRBZXE5K7yWU0UfJ6ExFj4NMIv1I/s320/banserku.jpg" width="240" /></a></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Innalillahi Wainnailaihirojiun,. Pada hari sabtu (27-01-2018) pukul 05.30 terjadi tindak pidana penganiayaan terhadap KH. Umar Basri (Alias Ceng Emon/mama santiong) yang dilakukan oleh seorang laki2 yang belum diketahui identitasnya dengan ciri ciri berpakaian kemeja levis dan memakai sarung.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Tersangka Awalnya  mengikuti sholat berjama’ah shubuh di Mesjid Al-Hidayah, kemudian setelah sholat berjama’ah selesai para jama’ah keluar dari mesjid, Korban (Pangersa Mama) dan tersangka masih berada di Mesjid, lampu mesjid dimatikan oleh santri seperti kebiasaannya, kemudian saat pangersa sedang baca wirid khusus tiba-tiba tersangka langsung menyerang pangersa dengan memukul bertubi tubi dengan menggunakan tangan kosong, dengan sebelumnya diawali tersangka dengan menendang kotak penyimpanan amplifier sambil berkata <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“ini pinarakaeun (ini alat menuju neraka)”</strong> sambil dikatakan berulang-ulang, dan tersangka berkata lagi <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Nu didiyeu punarakaeun kabeh (Yang disini semua calon penghuni neraka semua)”</strong>.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> TKP: Mesjid Al-Hijdayah Kp. Santiong RT 04/RW 01, Ds. Cicalengka Kulon Kec. Cicilengka Kab. Bandung.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Waktu: sabtu, 27-01-18 sekitat pukul 05.30</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Peristiwa: Penganiayaan Korban: N: KH. Umar Basri Bin KH. Syuhrowardi U: 60 Th P: Pengasuh Pesantren Al-Hidayah</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; float: none; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;"> <ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-1147727067742545" data-ad-format="fluid" data-ad-layout="in-article" data-ad-slot="4468637985" data-adsbygoogle-status="done" style="background: rgb(248, 248, 248); border: 0px; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><ins id="aswift_0_expand" style="background: transparent; border: none; display: inline-table; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 770px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="background: transparent; border: none; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 770px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" frameborder="0" height="193" hspace="0" id="aswift_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 193px; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; width: 770px;" vspace="0" width="770"></iframe></ins></ins></ins></div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> A: TKP Pelaku: Masih dalam penyelidikan, Seorang laki2 blm diktahui identitasnya, dengan ciri pakai kemeja levis (biru)</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Saksi:</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> 1.N: Endik U: Kab Ciamis 19-09-1960 P:Buruh A: Kp. Santiong Rt 03/Rw 01 Ds. Cicalengka Kulon.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> 2.N: Engkos U: 50 Th P: Swasta</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> A: Kp. Tenjolaya Rt 03/Rw o3 Ds. Tenjolaya.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Modus: Tersangka memukul korban yg sedang duduk wiridan dg membabi buta dengan tanpa masalah.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Lain2: Korban mengalami luka2 dibagian kepala & muka dan telah dilarikan ke RS.AMC Cileunyi.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> <br /></div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Demikian kronologi kejadian penganiayaan KH. Umar Basri yang diketik ulang oleh Gus Muhammad Yafie Mursyidi<br /> Tak habis fikir, para pengikut atau generasi Ibnu Muljam ini, yang sudah berani terang-terangan menganiaya Kyai.</div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Berikut Teks Asli kronologi kejaidan</div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSyitXhfP8X3KvcdCOq1yhnVlt2dgThiKNMsfFRp9gst5rChZ_bEeW3SNi_ZjNIqO5LIxUC4bCB4-NNTO0QEmf0882AYgVHy3eNKDdoCeLBfjWFw-wJ9sQUQDJRSm9XyzKyASr_-t0Cb8/s1600/kronologo2-169x300.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="169" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSyitXhfP8X3KvcdCOq1yhnVlt2dgThiKNMsfFRp9gst5rChZ_bEeW3SNi_ZjNIqO5LIxUC4bCB4-NNTO0QEmf0882AYgVHy3eNKDdoCeLBfjWFw-wJ9sQUQDJRSm9XyzKyASr_-t0Cb8/s200/kronologo2-169x300.jpg" width="112" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1TJ5KtkO60T77GHEyx3l9vjXcEmjACA9Otk2TGKX-u1jjfU0dXAPNeyRfoNKrnenF0uZZiNd_aDXKfrF5OHzxRX3UD2D7zvjtRxjFsOlnws1h-W-8xi3F_YytbbRNoteqxPI7fGjO4bo/s1600/kronoligi-1-225x300.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" bp.blogspot.com="" br="" data-original-height="300" data-original-width="225" e6sdzjefe="" height="200" https:="" io7m8bvfzckhehhquciawoofaxnqgs08aclcbgas="" kronologo2-169x300.jpg="" ls="" myskruibhi="" s1600="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1TJ5KtkO60T77GHEyx3l9vjXcEmjACA9Otk2TGKX-u1jjfU0dXAPNeyRfoNKrnenF0uZZiNd_aDXKfrF5OHzxRX3UD2D7zvjtRxjFsOlnws1h-W-8xi3F_YytbbRNoteqxPI7fGjO4bo/s200/kronoligi-1-225x300.jpg" width="150" /></a></div> <div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: "Open Sans", serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> <br /></div>

News Inilah Kronologi Lengkap Penganiayaan KH. Umar Basri

Innalillahi Wainnailaihirojiun,. Pada hari sabtu (27-01-2018) pukul 05.30 terjadi tindak pidana penganiayaan terhadap KH. Umar Basri (A...

Read more »

Habib Luthfi Dan Kisah Terpilihnya Bliau Memimpin Jam'iyyah Thariqah NU Sedunia Atau Jatman

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhb790tABqaIFK7GAQrvLnEHkOzi_eDmkrTqgswddFRHlqLmB_wSwO9HrGpAcdjuqtO2DFGI4_k-kMfBq0x4k6XuLJ1gkC2G4ektOX_UfWivcUCvD-SeQ6KWrBxIhVDyMZJarCxKZ2fRLY/s1600/Habib-Luthfi-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="467" data-original-width="700" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhb790tABqaIFK7GAQrvLnEHkOzi_eDmkrTqgswddFRHlqLmB_wSwO9HrGpAcdjuqtO2DFGI4_k-kMfBq0x4k6XuLJ1gkC2G4ektOX_UfWivcUCvD-SeQ6KWrBxIhVDyMZJarCxKZ2fRLY/s320/Habib-Luthfi-1.jpg" width="320" /></a></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Dalam segenap narasi hidupnya, Habib Luthfi bin Yahya menjadi cermin betapa tasawuf menjadi oase di tengah kehidupan bangsa. Habib Luthfi memimpin Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah atau Jatman, yang terkoneksi dengan jaringan ulama tasawuf lintas negara. Di bawah nahkoda kepemimpinan Habib Luhtfi, Jatman menjelma menjadi ruang komunikasi lintas aliran tasawuf di negeri ini, serta menjembatani pelbagai aspirasi Muslim penganut tasawuf.</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Pada 15-18 Januari 2018 ini, Jatman menyelenggarakan Muktamar XII di Pekalongan, Jawa Tengah. Presiden Joko Widodo hadir membuka muktamar para kiai dan jam’iyyah tasawuf pada Senin (15/01). Muktamar XII Jatman ini membahas kondisi internal dan eksternal yang berkaitan dengan persoalan umat, rakyat, bangsa, negara dan masalah internasional.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jatman pertama kali menyelenggarakan muktamar pada 20 Rajab 1377 Hijriah, bertepatan dengan 10 Oktober 1957. Agenda Muktamar I JATMAN diselenggarakan di pesantren API Tegalrejo Magelang, Jawa Tengah. Pada muktamar pertama, diprakarsai oleh beberapa kiai waskita, yakni KH Chudlori, KH Dalhar, KH Siradj, serta Kiai Hamid Kajoran. Pada awalnya, Kiai Muslih Abdurrahman Mranggen (Demak) mendapat amanah menjadi Rais ‘Aam. Jatman didirikan oleh lima tokoh, yakni KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, KH Muslih Mranggen, KH Masykur, dan KH Idham Chalid.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Suatu ketika, dalam kisah yang disampaikan Syaroni as-Samfury, wali Quthb Syaikh Muhammad Amin Kutbi menyampaikan nasihat kepada KH Idham Chalid, yang saat itu menjadi Mudir ‘Aam Jatman. “Idham, thariqah di Indonesia akan maju dan berkembang bila nanti dipimpin oleh seorang habib yang bernama Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya”. Seolah Syaikh Muhammad Amin Kutbi mengetahui kapasitas Habib Luthfi untuk memimpin jaringan thariqah di Indonesia.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sepulang dari Makkah, KH Idham Chalid bertemu dengan Habib Luthfi bin Yahya. Keduanya bersalaman dalam durasi lama tanpa berkata-kata. Di tengah keheningan, Habib Luthfi menjawab berulang, “Insya Allah, Pak Kiai, saya laksanakan.” Ternyata, keduanya melakukan komunikasi batin. Kiai Idham menyampaikan, “Habib, nanti kamu yang melanjutkan thariqah.” Menjawab ini, Habib Luthfi langsung berkata: “Insya Allah, Pak Kiai, saya laksanakan.”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada sebuah forum di Muktamar Thariqah, KH Idham Chalid mengungkapkan kepada para kiai yang hadir bahwa JATMAN ini ibarat rumah sakit besar. Kiai Idham Chalid yang bagian membangun, sementara dokter spesialisnya adalah Habib Luthfi bin Yahya. Sementara, dalam struktur warga nahdliyyin, tasawuf, dan gerakan tarekat menjadi basis nilai-nilai spiritual.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><span style="font-size: large;">Pesan Kebangsaan</span></b><br /> <b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam sejarahnya, jaringan tariqah berperan penting dalam perjuangan antikolonial. Peristiwa 1888 di Banten menjadi tonggak sejarah betapa para penganut tasawuf yang menggerakkan perjuangan untuk melawan rezim kolonial. Jaringan tarekat terbukti efektif untuk menggerakkan perlawanan, dengan nilai-nilai tasawuf dan jihad untuk memperjuangkan kemerdekaan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sosok guru tasawuf, semisal Haji Abdul Karim, Haji Tubagus Ismail, dan Haji Wasid, merupakan motor penggerak pemberontakan di Banten, melalui gerakan 9 Juli 1988, yang dikenal Geger Cilegon, sebagaimana dicatat Sartono Kartodirjo (1984), Pemberontakan Petani Banten 1888.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di Jawa Tengah, dikenal sosok Kiai Rafa’i yang menggerakan jamaahnya untuk melawan kolonial Belanda. Kiai Rifa’i lahir pada 13 November 1786, di Tempuran, Kendal. Dalam kitab Nazam Wikayah, Kiai Rifai menggerakkan perlawanan:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Slamete dunya akherat wajib kinira// nglawan raja kafir sekuasane kafikira</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tur perang sabil lewih kadene ukara //kecukupan tan kanti akeh bala kuncara</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> [keselamatan dunia-akhirat wajib diperhitungkan// melawan raja kafir semampunya perlu dipikirkan, Juga perang sabil lebih dari ucapan// cukup tidak menggunakan pasukan yang besar]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam narasi panjangnya, gerakan tariqah menjadi basis perjuangan untuk melawan rezim kolonial, sekaligus menjaga kemerdekaan. Pasa masa kini, jaringan tariqah berfungsi sebagai pilar nilai-nilai kebangsaan, untuk menjaga negeri ini agar terhindar dari perpecahan serta menjadi solusi atas tantangan radikalisme dan geostrategis di dunia internasional.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam sebuah konferensi ulama thariqah internasional di Pekalongan, Juli 2016 lalu, Habib Luthfi berpesan tentan pentingnya cinta tanah air. “Wahai bangsaku, relakah negeri kita ini terpecah belah? Jika tidak, ikuti kata-kata saya, bismillahirrahmaanirrahim, asyhadu anlaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah, radhiina billahi robba, wa bil islaami dina, wabi muhammadin nabiyya wa rasula. Kami berikrar, bela negara adalah wajib, bela negara adalah wajib, bela negara adalah wajib!”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam ungkapan Habib Luthfi, bela negara dan upaya mencintai tanah air itu mempunyai pengertian yang luas. “Mungkin ini disebabkan kurangnya pendidikan dari orang tua. Sehingga anak menjadi rabun akan bangsanya. Padahal wajib hukumnya bela negara. Memajukan pendidikan, ekonomi, pertanian itu termasuk dalam kategori bela negara. Kekayaan apa yang ada di negara masing-masing,” terangnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jatman tidak sekadar perkumpulan para penganut tasawuf. Gerakan tariqah ulama sufi menjadi oase bagi bangsa ini untuk tetap menebarkan wajah Islam yang penuh kedamaian. Dari selasar muktamar, keberkahan berpendar menyelami lubuh hati kami, para pengais cahaya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <br />

Inspiratif News Ulama Ulama Nusantara Habib Luthfi Dan Kisah Terpilihnya Bliau Memimpin Jam'iyyah Thariqah NU Sedunia Atau Jatman

Dalam segenap narasi hidupnya, Habib Luthfi bin Yahya menjadi cermin betapa tasawuf menjadi oase di tengah kehidupan bangsa. Habib Luthf...

Read more »

BONGKAR TUNTAS SEMUA TENTANG WAHABI

<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRZ-sH2oY2oS5A6EOBzj89rIffPGCzZ9gqxCY1pEl_K9pnCu2g0jPZtXv2lDGHExWiZs8TJGhgQRkOAhRJRGMpUI786Md1RnvsB0YpEZq4pleJY9bxXMBVQmapiAOgU1tTwGsh6_Kv27k/s1600/Wahabi-660x330.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="330" data-original-width="660" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRZ-sH2oY2oS5A6EOBzj89rIffPGCzZ9gqxCY1pEl_K9pnCu2g0jPZtXv2lDGHExWiZs8TJGhgQRkOAhRJRGMpUI786Md1RnvsB0YpEZq4pleJY9bxXMBVQmapiAOgU1tTwGsh6_Kv27k/s320/Wahabi-660x330.jpg" width="320" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Semoga keagungan ilahi selalu menghiasi setiap hari-hari kita dalam usaha menggapai cinta Allah. Ditengah fitnah dan keburaman akan fakta yang terjadi. Maka akhur akhir ini terjadi perselisihan diantara umat tentang siapa sunnah dan penegak tauhid islam.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Pada postingan sebelumnya kami sudah jabarkan dengan jelas dan rinci siapa Asy'ariyyah yg selama ini di cap sesat oleh segelintir kelompok yang mengaku "Sunnah".<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tanpa bermaksud melakukan propaganda dan menggiring opini umat, dikesempatan ini izinkan kami memberikan hujjah sesuai ilmu dan dalil untuk menjawab kesimpang siuran ditengah umat tentang fakta wahabi yang harus diungkap.<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tujuannya jelas, agar umat bisa melihat, menilai dan memahami apa, siapa dan bagaimana wahabi. Semoga apa yang akan disampaikan bisa bermanfaat untuk umat dan menjadi perantara penggerak ukhuwah umat muslim dalam menjaga akidah dan tauhid umat dari faham salah dan salah faham. Disini kami berusaha mengisi pembahasan berdasarkan berbagai sumber dan rujukan kitab-kitab yang dapat dipertanggung-jawabkan ...<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Atas banyaknya permintaan pembaca tentang sejarah berdirinya Wahabi maka saya berusaha memenuhi permintaan itu sesuai dengan asal usul dan sejarah perkembangannya semaksimal mungkin berdasarkan berbagai sumber dan rujukan kitab-kitab yang dapat dipertanggung-jawabkan, diantaranya :<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Fitnatul Wahabiyah karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, I’tirofatul Jasus AI-Injizy pengakuan Mr. Hempher, Daulah Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan lain-lain.<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pengasasinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H / 1699 M).<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi oleh beliau adalah Baghdad, Iran, India dan Syam.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <iframe allow="autoplay; encrypted-media" allowfullscreen="" frameborder="0" height="360" src="https://www.youtube.com/embed/2H-wZNE57Ik" width="640"></iframe></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya.<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha’i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi.<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak dari mula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan.<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Ternyata firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya. Bahkan abang kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama’ besar dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan terhadapnya dengan judul As-Sawa’iqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah. Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafi’i, menulis surat berisi nasehat:<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul A’dham (kelompok majotiti) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin.<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sebagaimana diketahui bahwa madzhab Ahlus Sunah sampai hari ini adalah kelompok terbesar. Allah berfirman :<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali  (QS: An-Nisa 115)<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Salah satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain.<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berbagai dalil akurat yang disampaikan ahlussunnah wal jama’ah berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima.<br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri. Pada satu kesempatan seseorang bertanya pada Muhammad bin Abdul Wahab, Berapa banyak Allah membebaskan orang dari neraka pada bulan Ramadhan??</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dengan segera dia menjawab, “Setiap malam Allah membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir malam Ramadhan Allah membebaskan sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskan dari awal sampai akhir Ramadhan”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Lelaki itu bertanya lagi “Kalau begitu pengikutmu tidak mencapai satu persen pun dari jumlah tersebut, lalu siapakah kaum muslimin yang dibebaskan Allah tersebut? Dari manakah jumlah sebanyak itu? Sedangkan engkau membatasi bahwa hanya pengikutmu saja yang muslim.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mendengar jawapan itu Ibn Abdul Wahab pun terdiam seribu bahasa.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Walau bagaimanaipun demikian Muhammad bin Abdul Wahab tidak mematuhi nasehat ayahnya dan guru-gurunya itu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dengan berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Orang-orang yang tidak berpengetahuan agama banyak yang terpengaruh.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dar’iyah, Muhammad bin Saud (meninggal tahun 1178 H / 1765 M)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> pengasasi dinasti Saudi, yang akhirnya menjadi mertuanya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dia mendukung secara penuh dan memanfaatkannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ibn Saud sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika dia menyuruh untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang musyrik dijamin masuk surga.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sejak dari mula Muhammad bin Abdul Wahab sangat gemar mempelajari sejarah nabi-nabi palsu, seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy, Tulaihah Al-Asadiy dll.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Agaknya dia punya keinginan mengaku nabi, ini ketara sekali ketika ia menyebut kepada para pengikut dari daerahnya dengan jolokannya Al-Anshar, sedangkan pengikutnya dari luar daerah dijpanggil dengan jolokani Al-Muhajirin.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kalau seseorang ingin menjadi pengikutnya, dia harus mengucap dua kalimah syahadat di hadapannya kemudian harus mengakui bahwa sebelum masuk Wahabi dirinya adalah musyrik, begitu pula kedua orang tuanya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dia juga diwajibkan mengakui bahwa para ulama' besar sebelumnya telah mati kafir.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kalau mahu mengakui hal tersebut dia diterima menjadi pengikutnya, kalau tidak mereka pun terus dibunuh.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Muhammad bin Abdul Wahab juga sering merendahkan Nabi SAW dengan dalih pemurnian akidah, dia juga membiarkan para pengikutnya melecehkan Nabi SAW di hadapannya, sehingga ada seorang pengikutnya berkata :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> ?Tongkatku ini masih lebih baik dari Muhammad, karena tongkat-ku masih bisa digunakan membunuh ular, sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa manfaatnya sama sekali.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Muhammad bin Abdul Wahab di hadapan pengikutnya tak ubahnya seperti Nabi di hadapan umatnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaan semakin luas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakat Arab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatan Maulid dan sebagainya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tak menghairankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada Allah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, meratakan hiasan-hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merosak kiswah, kain penutup Ka'bah yang dibuat dari sutra.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma'la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi dengan bunyi tabuh & gendang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki, murka.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada 1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali. </div> <div style="text-align: justify;"> Gerakan Wahabi surut.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa'ud bangkit kembali mengusung fahaman Wahabi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sejak itu, hingga kini, fahaman Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sejak hadirnya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang penuh dengan pergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem itu selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama Sunni-Syafi'i yang sudah mapan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma'la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, iaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir unta, namun karena bantahan dan desakan kaum Muslimin Antarabangsa maka dibangunkan perpustakaan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kaum Wahabi benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Semua AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman umat-umat Islam di seluruh dunia maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan membatalkan niatnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan diratakan tapi karena banyak yang menentangnya maka dibatalkan oleh Wahabi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pengembangan kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak mempedulikan situs-situs sejarah Islam.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya. Bangunan itu dibongkar karena khawatir dijadikan tempat keramat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu dimusnahkan. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta isterinya Khadijah r.a. meninggal.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Islam dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan wahabisme paling punya buktil dalam pemusnahan ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kaum Wahabi memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sami Angawi, pakar sejarah Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangunkan jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bahagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir,” katanya kepada Reuters.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam maklumat tersebut tertulis, Pelestarian bangunan bangunan bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan berhala.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka banyak menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi ala Wahabi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Gerakan wahabi diterajui oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim, mereka menebarkan kebencian permusuhan dan didokong oleh kewangan yang cukup besar.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sefahaman dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bid'ah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di Indonesia mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk negeri ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih kecampuran kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu telah meng-Islam-kan 90 % penduduk negeri ini. Mampukah wahabi-wahabi itu meng-Islam-kan yang 10% sisanya? Mempertahankan yang 90 % dari terkaman orang kafir saja tak bakal mampu, apalagi mau menambah 10 % sisanya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Justru mereka dengan mudahnya mengkafirkan orang-orang yang dengan nyata bertauhid kepada Allah SWT.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika bukan karena Rahmat Allah yang mentakdirkan para Wali Songo untuk berdakwah ke Indonesia, tentu orang-orang yang menjadi corong kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan animisme, penyembah berhala atau masih kafir. (Naudzu billah min dzalik).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Oleh karena itu janganlah dipercaya kalau mereka mengaku sebagai faham yang hanya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka berdalih mengikuti keteladanan kaum salaf apalagi mengaku sebagai golongan yang selamat dan sebagainya, itu semua hanya bualan kosong belaka.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka telah mencatit catatan hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang dinamakan Saudi).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tidakkah anda ketahui bahwa yang terbunuhi waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan alim, bahkan anak-anak yang kecil di dalam buaian juga mereka bunuhi di hadapan ibunya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tragedi berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Semua itu mereka lakukan dengan dalih memberantas bid'ah, padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama bid'ah? Karena nama negeri Rasulullah SAW diganti dengan nama satu keluarga kerajaan pendukung faham wahabi yaitu As-Sa’ud.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sungguh Nabi SAW telah memberitakan akan datangnya fahaman Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau SAW dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana,” sambil menunjuk ke arah timur (Najed).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (gundul).”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> (HR Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban</div> <div style="text-align: justify;"> Nabi SAW pernah berdo’a:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman,” Para sahabat berkata:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan dari Najed, wahai Rasulullah,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> beliau berdo’a: </div> <div style="text-align: justify;"> Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau SAW bersabda:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk syaitan.”,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam riwayat lain dua tanduk syaitan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam hadits-hadits tersebut dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan ini adalah merupakan nas yang jelas ditujukan kepada para penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hal seperti ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Seperti yang telah dikatakan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Tidak perlu kita menulis buku untuk menolak Muhammad bin Abdul Wahab, karena sudah cukup ditolak oleh hadits-hadits Rasulullah SAW itu sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gondol), karena ahli bid’ah sebelumnya tidak pernah berbuat demikian.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Al-Allamah Sayyid AIwi bin Ahmad bin Hasan bin Al-Quthub Abdullah AI-Haddad menyebutkan dalam kitabnya Jala'udz Dzolam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi SAW :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Akan keluar di abad kedua belas nanti di lembah BANY HANIFAH seorang lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong), lidahnya selalu menjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghalalkan darah kaum muslimin”.</div> <div style="text-align: justify;"> AI-Hadits.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> BANY HANIFAH adalah kaum nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad bin Saud. Kemudian dalam kitab tersebut Sayyid AIwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahab.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Adapun mengenai sabda Nabi SAW yang mengisyaratkan bahwa akan ada keguncangan dari arah timur (Najed) dan dua tanduk setan, sebagian, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua tanduk setan itu tiada lain adalah</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahab.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pendiri ajaran wahabiyah ini meninggal tahun 1206 H / 1792 M,</div> <div style="text-align: justify;"> seorang ulama’ mencatat tahunnya dengan hitungan Abjad:</div> <div style="text-align: justify;"> “Ba daa halaakul khobiits”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> (Telah nyata kebinasaan Orang yang Keji)</div> <div style="text-align: justify;"> (Masun Said Alwy)</div>

News video BONGKAR TUNTAS SEMUA TENTANG WAHABI

Semoga keagungan ilahi selalu menghiasi setiap hari-hari kita dalam usaha menggapai cinta Allah. Ditengah fitnah dan keburaman akan fak...

Read more »

BAHAYA DARI KEBANGKITAN NU

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHZ-fpIl4HTtQdAm068F-QDucd3N59DrG3ba0sjdW56nNHuseeSqTFP9LW9axLNIRwFbnceVjW55FCuAaTijdH0SLzThgmTH9aJpgquhrdOkX0rxsq9G9tLvwZe6AE6006aBJQWmuUjQw/s1600/NU+bangkit.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHZ-fpIl4HTtQdAm068F-QDucd3N59DrG3ba0sjdW56nNHuseeSqTFP9LW9axLNIRwFbnceVjW55FCuAaTijdH0SLzThgmTH9aJpgquhrdOkX0rxsq9G9tLvwZe6AE6006aBJQWmuUjQw/s320/NU+bangkit.jpg" width="320" /></a></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Membahas NU memang tak pernah menjenuhkan. Ormas Islam moderat terbesar didunia ini (bahkan diakhirat) hobinya mengoleksi bid'ah berupa bid'ah hasanah jadi mengandung pahala dan layak untuk dipertahankan. Dari bid'ah yasinan, tahlilan, maulidan hingga shalawatan. Akhirnya banyak orang terpesona dan termehek-mehek dengan bid'ahnya NU ini.</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Tapi jangan salah, meskipun pemecah rekor pengoleksi bid'ah terbanyak hasil pooling versi salafi, bid'ah-bid'ahnya NU ini banyak yang suka bahkan mereka yang sudah terserang bid'ah NU yang disebut bid'ah mania, paling banyak diminati. Mulai dari kampung-kampung pedesaan hingga masyarakat metropolis. Tak heran jika bid'ahnya NU ini efeknya bikin adem, tak suka rusuh dan tak hobi berbuat keributan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bagaimana tidak adem, dimana-mana pengajian, dimana-mana majelis shalawatan dan dimana-mana dapat berkat. Bahkan ahli kuburpun ikut senang. Dengan jurus andalan surat alfatihah, mereka semua dapat kiriman pahala. Hebat kan? Jika ada yang tidak percaya dan ada yang butuh kiriman pahala, silahkan hubungi saya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Orang NU itu hebat-hebat walaupun tak pernah merasa paling hebat. Bagaimana tidak hebat, mulai dari tukang macul, tukang sayur, ahli hisab (perokok), ahli rukyat (bukan perokok), kaum sarungan, pengusaha, intelektual, profesor, doktor, kiai, habaib dan ulama kumpul semua di NU. Jadi NU serba ada, produk lokal, aman tanpa efek samping, murah meriah dan adem ayem tanpa diskriminasi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Orang NU itu selalu moderat, tidak suka virus radikal dan bakteri ekstrim. Itulah mengapa banyak orang yang ngantri ke NU, dari pelosok desa hingga manca negara. Tidak suka teriak tapir (eh kafir) kepada sesama umat beragama. Jika ada yang nuduh musyrik dan bid'ah, cukup dengan jurus talqin dan alfatihah, kaum yang sok anti bid'ah pasti langsung kepanasan, kelojotan dan kejang-kejang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Uniknya, orang NU sangat cinta tanah air. Orang NU siap mati untuk membela NKRI karena membela tanah air bagian dari iman. Orang NU sangat sadar kalau tanah air dan negara adalah instrumen penting untuk menjalankan agama. Tanpa modal tanah air, bagaimana bisa menjalankan perintah agama? Walau tidak ada dalilnya cinta tanah air kata tetangga sebelah (khilafer) tapi orang NU tak pernah ragu untuk membela tanah air. Dengan jurus hubbul wathan minal iman, para khilafer dijamin langsung klepek-klepek mabuk sempoyongan tidak karuan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Walau Hebat, orang NU selalu hormat kepada gurunya. Uluk salam, cium tangan kiai, kirim doa dan menziarahi. Karena bagi orang NU, membela Islam tak harus selalu teriak-teriak tidak tidak jelas tapi mengajarkan akhlak dan kemuliaan. Tanpa akhlak dan kelembutan, Islam bak makhluk yang menyeramkan, angker dan menakutkan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Itulah asyiknya di NU. Tidak kaku dan tidak tegang karena NU bukan sumbu kompor dan bukan sumbu petasan yang cepat meledak membisingkan. Jika tetangga sebelah ngajak ribut maka cukup dibalas dengan guyonan, jika ada yang membuat gaduh cukup hanya dengan jurus andalan "gitu aja kok repot".</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hanya orang NU yang hobi ziarah dan begadang kemakam-makam siang dan malam agar ahli kubur senang dido'akan dan yang ziarah mendapat pelajaran dari kematian. Karena hobi ziarah, kaum NU pun dituduh habis-habisan sebagai penyembah kuburan. Tapi orang NU tak kalah cerdas dan brilian, kaum ahli ziarahpun diberi gelar kehormatan oleh NU yaitu Sarjana Kuburan (Sarkub). Sebuah gelar istimewa tiada duanya yang tidak akan dapat dicari dikampus bonafit dan terkenal dimanapun. Yang saya tahu, salah satu titel yang diperoleh oleh Sarjana Kuburan yaitu S. Ag, singkatan dari Sarjana Alam gaib.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Itulah sekelumit bid'ah-bid'ah orang NU yang perlu diwaspadai. Jika tidak diwaspadai, bid'ah-bid'ah ini akan menyebar keseantero dunia. Bahayanya, kalau bid'ah-bid'ah ini sudah tersebar semakin luas maka masa depan salafer, wahaber dan khilafer semakin memprihatinkan dan akhirnya buyar tidak karuan. Jika sudah buyar, kita tidak akan mendengar lagi jurus-jurusnya yaitu ente kafir, musyrik, ahli bid'ah dan ahli neraka.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Karena dunia sudah sangat memprihatinkan akibat ulah kelompok radikal, akhirnya orang NU mengeluarkan bid'ah terbaru (bid'ah update) yaitu bid'ah zaman now berupa vaksin "Islam Nusantara". Dengan vaksin ini, dijamin khilafer akan tobat dan wahaber akan tiarap. Mau divaksin dengan vaksin "Islam Nusantara"? Silahkan datangi kiai-kiai NU, habib-habib NU dan ulama NU. Dengan vaksin ini, atas izin Allah yang mulanya galak akan menjadi moderat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Imam Sutaji</div> <div style="text-align: justify;"> Pragaan Sumenep,</div> <div style="text-align: justify;"> 12 Januari 2018</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div>

News BAHAYA DARI KEBANGKITAN NU

Membahas NU memang tak pernah menjenuhkan. Ormas Islam moderat terbesar didunia ini (bahkan diakhirat) hobinya mengoleksi bid'ah ber...

Read more »

Sholawat Nahdliyyah Dan Doa Ijazah Mbah Hasyim Asy'ari

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyYoOLygAS5xPjRVpZpRAGJ1f7l0NMe9sTEIGdCcKJ8ei9BDN1bwM2LbKAfnsGiMMUUsU8-3w4wOmeZemuqbUL0P4hFkNgqlstnWq-9OyWD6ljPxdJNZP8OHzN9jDqLHxd7jr0c2yAI1Q/s1600/syir_NU.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="487" data-original-width="751" height="206" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyYoOLygAS5xPjRVpZpRAGJ1f7l0NMe9sTEIGdCcKJ8ei9BDN1bwM2LbKAfnsGiMMUUsU8-3w4wOmeZemuqbUL0P4hFkNgqlstnWq-9OyWD6ljPxdJNZP8OHzN9jDqLHxd7jr0c2yAI1Q/s320/syir_NU.jpg" width="320" /></a></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Shalawat Nahdliyah merupakan salah satu shalawat yang kiranya sudah sangat terkenal khususnya di kalangan masyarakat Nahdliyin, khususnya lagi di kalangan para kyai dan santri. Sebab kenapa, tiada lain karena shalawat Nahdliyah ini memang berisi doa tawasul memohon secara khusus kepada Allah agar jam'iyyah Nahlatul Ulama senantiasa mampu untuk menampakkan syiar-syiar islam yang baik, sejalan dengan islam Ahlussunnah Wal jamaah dan rahmatan lil 'alamin. Adapun shalawat Nahdliyah ini merupakan shalawat yang kemudian dibuat sebagai piranti dalam berdoa guna memohon maksud tersebut. Yang membuatnya adalah Sayyidi As-Syaikh Al-Hajj Hasan Abdul Wafi yang merupakan seorang ulama besar dan pengasuh pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo Jawa Timur.</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Kebesaran nama beliau membuat sosok Gus Dur atau KH. Abdurrahman Wahid sangat mencintai dan menaruh hormat serta baktinya kepada beliau, hingga Gus Dur kalau memanggil beliau menggunakan panggilan "Sayyidi Al-Walid" (orang tua sendiri). Dalam salah satu pidatonya di tahun 2001 di Surabaya, Jawa Timur, Gus Dur juga pernah mengatakan kalau ada 4 tokoh ulama besar yang tidak kuasa baginya untuk menolak perintahnya. Tokoh yang dimaksud Gus Dur tiada lain yaitu:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> KH. Imam Zarkasyi Djunaidi dari Banyuwangi yang wafat tahun 2001</div> <div style="text-align: justify;"> KH. Ahmad Sufyan Miftahul Arifin dari Situbondo yang wafat tahun 2012</div> <div style="text-align: justify;"> KH. Khotib Umar dari Jember yang wafat tahun 2014</div> <div style="text-align: justify;"> dan terakhir KH. Hasan Abdul Wafi sendiri yang wafat pada tahun 2000</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di mata masyarakat Nahdliyin, sosok KH. Hasan Abdul Wafi bisa dikatakan sebagai seorang NU tulen. Setumpuk aktifitas dan peranannya dalam menjaga NU tidak dapat dipandang sebelah mata. Kiprah beliau untuk NU tidak dapat dianggap kecil. Saking loyalnya kepada NU, beliau selalu mewanti-wanti para santrinya untuk tidak lelah berjuang menjaga NU dan mengingatkan agar jangan sekali-kali menyimpang dari garis ajaran NU yang sesuai dengan aqidah Ahlussunah Wal Jama'ah. Adapun shalawat Nahdliyyah ini lahir dan tercipta karena rasa cinta beliau yang begitu mendalam kepada NU dan harapan besar agar NU dapat menjadi benteng Aswaja yang mumpuni.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Beliau wafat pada hari Rabbu 31 Juli tahun 2000 dan di makamkan di lingkungan pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur tidak jauh dari komplek pemakaman para kyai sesepuh Nurul Jadid.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berikut ini teks dari Shalawat Nahdliyah selengkapnya:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: medium;">اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ صَلَاةً تُرَغِّبُ وَتُنَشِّطُ</span></div> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><b>2x</b> وَتُحَمِّسُ بِهَا الْجِهَادْ لِإِحْيَاءْ وَإِعْلَاءِ دِيْنِ الْإِسْلَامْ </span></div> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><b>2x</b> وَإِظْهَارِ شَعَائِرِهْ عَلَى طَرِيْقَةِ جَمْعِيَّةِ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءْ </span></div> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><b>2x</b> وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ </span></div> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: medium;">الله الله اللهُ الله، ثَبِّتْ وَانْصُرْ أَهْلَ جَمْعِيَّةْ </span></div> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: medium;"><b>2x</b> جَمْعِيَّةْ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءْ لِإِعْلَاءِ كَلِمَةِ الله</span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> "Ya AllahSemoga Rahmat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya, dan dengan berkah bacaan shalawat ini, jadikanlah kami senang, rajin, dan semangat dalam berjuang menghidupkan dan meninggikan Agama Islam serta menampakkan syi’ar-syi’arnya menurut cara Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Ya Allah, teguhkanlah pendirian dan berikanlah kemenangan bagi warga Jam’iyyah Nahdlatul Ulama untuk meninggikan Kalimatillah (agama Islam dan seluruh ajarannya)"</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: right;"> <div> <span style="font-size: medium;">دعاء حضرة الشيخ محمد هاشم أشعري رحمه الله</span></div> <div> <span style="font-size: medium;"><br /></span></div> <div> <div> <span style="font-size: medium;">اللهم أَيْقِظْ قُلُوْبَ الْعُلَمَاءِ وَالْمُسْلِمِيْنَ مِنْ نَوْمِ غَفْلَتِهِم الْعَمِيْقِ وَاهْدِهِمْ إِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ. اللهم يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ أَحْيِ جَمْعِيَّتَنَا جَمْعِيَّةَ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءِ حَيَاةً طَيِّبَةً إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ بِبَرَكَةِ "فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً" "وَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ" وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَسُوْءٍ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ</span></div> <div> <span style="font-size: medium;">(3x بعد المفروضة) </span></div> </div> <div> <span style="font-size: medium;"><br /></span></div> <div> <span style="font-size: medium;">أجازنا الشيخ خطيب عمر، عن والده الشيخ عمر، عن الشيخ أسعد شمس العارفين، عن حضرة الشيخ محمد هاشم أشعري رحمهم الله</span></div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div>

Doa Ijazah Sholawat Nahdliyyah Dan Doa Ijazah Mbah Hasyim Asy'ari

Shalawat Nahdliyah merupakan salah satu shalawat yang kiranya sudah sangat terkenal khususnya di kalangan masyarakat Nahdliyin, khususny...

Read more »

Biografi KH Ridwan Abdullah Pencipta Lambang NU, Pejuang NKRI di Surabaya

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgywHGxc4eDMokFlqeT8mmdD34hHVd-7ORJAKzco1YNecm6iVuErpkhj3Iw8XqcuulMguyyCLSQL8fGwSg8WSrc95W8mg0bSroEpXk1hpoIGgGM_3WIDUzBB1aNQHDYIKXNVB-4-nlWtXY/s1600/kh-ridhwan-abdullah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="477" data-original-width="389" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgywHGxc4eDMokFlqeT8mmdD34hHVd-7ORJAKzco1YNecm6iVuErpkhj3Iw8XqcuulMguyyCLSQL8fGwSg8WSrc95W8mg0bSroEpXk1hpoIGgGM_3WIDUzBB1aNQHDYIKXNVB-4-nlWtXY/s320/kh-ridhwan-abdullah.jpg" width="260" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> Sang Pencipta Lambang Nahdhatul Ulama yang elegan itu adalah anak sulung dari enam bersaudara dari pasangan Kyai Abdullah dan Nyai Marfu’ah, lahir di kampung Carikan Gang I, Praban, Kelurahan Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan, Surabaya, pada tahun 1884.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pendidikan dasarnya diperoleh di sekolah Belanda. Agaknya di situlah, dia mendapatkan pengetahuan teknik dasar menggambar dan melukis. Dia tergolong murid yang pintar, sehingga ada orang Belanda yang ingin mengadopsinya. Belum selesai sekolah di situ, orangtuanya kemudian mengirimnya ke Pesantren Buntet di Cirebon. Ayah Kyai Ridhwan, Abdullah, memang berasal dari Cirebon, Ridwan adalah anak bungsu.</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Setelah lulus dari sekolah setingkat Sekolah Dasar, beliau mondok di sejumlah pesantren, di antara salah satunya adalah di pesantren Syeikh Kholil Bangkalan. Beliau ikut ndalem Syeikh Kholil, membantu urusan rumah tangga Syeikh Kholil, seperti bersih-bersih rumah, mencuci pakaian dan mengasuh putera Syeikh Kholil dan lain-lain. Setelah lama nyantri di pesantren Syeikh Kholil dan membantu urusan rumah tangganya, suatu ketika Syeikh Kholil berteriak:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Maling, maling….! Sambil menuding ke arah Kyai Ridhwan Abdullah.</div> <div style="text-align: justify;"> Serentak saja ia lari pontang panting demi menghindari amukan para santri yang membawa alat pukul sekenanya. Untung Kyai Ridhwan Abdullah berhasil lolos, sehingga tidak babak belur diamuk para santri.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> KH Ridwan Abdulloh sampai di rumah diceritakanlah apa yang terjadi kepada orang tuanya yang terkejut melihat penampilan anaknya yang dekil dan lusuh. Mendengar itu, ayahnya pergi ke Bangkalan guna melakukan klarifikasi. Alangkah kagetnya Kyai Abdullah (ayah Kyai Ridhwan), sebelum satu patah kata pun diucapkan, Syeikh Kholil Bangkalan sudah berkata terlebih dahulu:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Anakmu itu nakalan, wong sudah pinter, sudah banyak menguasai ilmuku, kok masih betah di sini, kalau tidak pakai cara itu, dia tidak akan mau pulang” Jelas Waliyullah itu. Subhanallah …</div> <div style="text-align: justify;"> Setelah itu Kyai Ridhwan Abdullah  meneruskan belajarnya di Tanah Suci. Bahkan sempat dua kali, pertama dari tahun 1901 sampai tahun 1904, dan yang kedua dari tahun 1911 sampai tahun 1912. Maka mulai dari tahun 1912 inilah, beliau pulang ke Tanah Air dan menetap di Surabaya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> TENTANG BELIAU</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kyai Ridhwan Abdullah dikenal sebagai Kyai yang dermawan. Setiap anak yang berangkat mondok dan sowan ke rumah beliau, selain diberi nasihat juga diberi uang, padahal beliau sendiri tidak tergolong orang kaya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di kalangan ulama pondok pesantren, Kyai Ridhwan Abdullah dikenal sebagai ulama yang memiliki ilmu pengetahuan agama dan pengalaman yang luas. Pergaulan beliau sangat luas dan tidak hanya terbatas di kalangan pondok pesantren.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di samping itu, beliau dikenal sebagai ulama yang memiliki keahlian khusus di bidang seni lukis dan seni kaligrafi. Salah satu karya beliau adalah bangunan Masjid Kemayoran Surabaya. Masjid dengan pola arsitektur yang khas ini adalah hasil rancangan Kyai Ridhwan Abdullah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div>

Inspiratif Ulama Ulama Nusantara Biografi KH Ridwan Abdullah Pencipta Lambang NU, Pejuang NKRI di Surabaya

Sang Pencipta Lambang Nahdhatul Ulama yang elegan itu adalah anak sulung dari enam bersaudara dari pasangan Kyai Abdullah dan Nyai Marfu’...

Read more »

Kisah Di Balik Proses Kretif Terciptanya Lambang NU Oleh KH Ridwan Abdullah

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnyZ6-6dLkbLiYWBMsk3IRiBx0kwfW9jR4ecvi-wp4pn8dcDveGheeK54JJs5Bq_-xpOOXVd_4tsGJs75kQnwBW5tXcwj8NTky32JyOt4XzwoU-VgBa7HWr1oelNkPiUTmA7PGnZUURtQ/s1600/KH-Ridwan-Abdullah1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="551" data-original-width="1189" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnyZ6-6dLkbLiYWBMsk3IRiBx0kwfW9jR4ecvi-wp4pn8dcDveGheeK54JJs5Bq_-xpOOXVd_4tsGJs75kQnwBW5tXcwj8NTky32JyOt4XzwoU-VgBa7HWr1oelNkPiUTmA7PGnZUURtQ/s400/KH-Ridwan-Abdullah1.jpg" width="400" /></a></div> <br /> Di balik citra dan kewibawaan lambang NU karya KH Ridlwan Abdullah (1884-1962) yang dapat kita lihat sekarang, ternyata sejarah pembuatannya menyimpan pula kisah dan makna yang sangat dalam dan menarik untuk kita ketahui. Tidak seperti proses kreatif lahirnya karya seni pada umumnya yang kebanyakan sekedar mengandalkan daya imajinasi dan kecerdasan kognitif belaka, namun tidak hanya atas dasar dua daya itu lambang NU berhasil diciptakan. Di samping mengerahkan daya imajinasinya, KH Ridlwan Abdullah juga menggerakkan kekuatan spiritualnya. Bahkan aspek yang terakhir ini yang memegang peranan terpenting di balik terciptanya lambang NU. </div> <div style="text-align: justify;"> </div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Bermula dari persiapan penyelenggaraan Muktamar ke-2 NU di Surabaya, Kiai Ridlwan Abdullah ditugasi oleh KH Wahab Chasbullah selaku ketua panitia waktu itu untuk membuat lambang NU. Penunjukan Kiai Ridlwan  dalam pembuatan lambang NU ini mengingat Kiai Ridlwan memang sudah dikenal pandai menggambar dan melukis. Namun terhitung sejak penugasan itu hingga satu setengah bulan Kiai Ridlwan mencoba membuat sketsa lambang NU bahkan sampai berkali-kali belum berhasil juga, padahal muktamar sudah diambang pintu sehingga sampai sempat mendapat "teguran" KH Wahab Chasbullah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Akhirnya, pada suatu malam dengan harapan muncul inspirasi atau ilham pada saat-saat orang lelap tidur, Kiai Ridlwan mengambil air wudzu kemudian melaksanakan shalat istikharah. Setelah itu beliau tidur sejenak. Dalam nyenyaknya tidur Kiai Ridlwan Abdullah bermimpi melihat sebuah gambar di langit yang biru dan jernih. Nampak seperti bola dunia dikelilingi bintang dan tali penyambung dan pengait.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Atas mimpinya itu, KH Ridlwan Abdullah tersentak bangun dari tidurnya dan spontan langsung mengambil kertas dan pena untuk membuat sketsa gambar sesuai dengan apa yang tertayang dalam mimpinya tersebut. Saat itu jam dindingnya menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Karena kecakapannya dalam melukis, pada keesokan harinya gambar tersebut bisa diselesaikan lengkap dengan tulisan NU memakai huruf arab dan tahunnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Adapun secara singkat deskriptif makna dari gambar atau lambang NU dimaksud adalah sebagai berikut:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Tambang melambangkan agama (Berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan jangan bercerai berai).</div> <div style="text-align: justify;"> 2. Posisi tambang melingkari bumi melambangkan persaudaraan kaum muslimin seluruh dunia.</div> <div style="text-align: justify;"> 3. Untaian tambang berjumlah 99 buah melambangkan asma'ul husna.</div> <div style="text-align: justify;"> 4. Bintang sembilan melambangkan jumlah Wali Songo.</div> <div style="text-align: justify;"> 5. Bintang besar yang berada di tengah bagian atas melambangkan Nabi Muhammad SAW.</div> <div style="text-align: justify;"> 6. Empat bintang kecil di samping kiri dan kanan melambangkan khulafaur rasyidin, dan empat bintang kecil dibagian bawah melambangkan madzhab empat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Setelah hasil lambang tersebut dihadapkan kepda KH Hasyim Asy'ari, beliau merasa puas dengan gambar, makna dan riwayat terciptanya lambang NU karya Kiai Ridlawan itu. Beliau kemudian mengangkat kedua tangannya berdoa cukup panjang. Kemudian beliau berbicara penuh harap: "Mudah-mudahan Allah mengabulkan harapan yang dimaksud di dalam simbol Nahdlatul Ulama.” (M Haromain)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Disarikan dari Ahmad Zaini Hasan, Perlawanan dari Tanah Pengasingan: Kiai Abbas, Pesantren Buntet dan Bela Negara, LKiS: 2014</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div>

Sejarah Ulama Ulama Nusantara Kisah Di Balik Proses Kretif Terciptanya Lambang NU Oleh KH Ridwan Abdullah

Di balik citra dan kewibawaan lambang NU karya KH Ridlwan Abdullah (1884-1962) yang dapat kita lihat sekarang, ternyata sejarah pembua...

Read more »

Sejarah Islam Nusantara Oleh Gus Muwaffiq

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmK87TkmKa62uQ4HvxxEEWmCUkFHeyNjB9yFWiKXoLXOm2foZbh6i-EqqCxaCR_V9vMRLTmHlQ5GDxraDpxe4nH53bDMnF7IdIsSGhy2og8pcTpRbapDlqXfSgZKBpw4zDqiAvst1NqJE/s1600/org-belanda.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="480" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmK87TkmKa62uQ4HvxxEEWmCUkFHeyNjB9yFWiKXoLXOm2foZbh6i-EqqCxaCR_V9vMRLTmHlQ5GDxraDpxe4nH53bDMnF7IdIsSGhy2og8pcTpRbapDlqXfSgZKBpw4zDqiAvst1NqJE/s320/org-belanda.jpg" width="320" /></a></div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";"><br /></span></div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Ternyata, jaman dulu ada orang Belanda namanya Snouck Hurgronje. Dia ini hafal Alquran, Sahih Bukhori, Sahih Muslim, Alfiyyah Ibnu Malik, Fathul Mu’in , tapi tidak islam, sebab tugasnya menghancurkan Islam Indonesia.<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Mengapa? Karena Islam Indonesia selalu melawan Belanda. Sultan Hasanuddin, santri. Pangeran Diponegoro atau Mbah Abdul Hamid, santri. Sultan Agung, santri. Mbah Zaenal Mustofa, santri. Semua santri kok melawan Belanda.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Akhirnya ada orang belajar secara khusus tentang Islam, untuk mencari rahasia bagaimana caranya Islam Indonesia ini remuk. Snouck Hurgronje masuk ke Indonesia dengan menyamar namanya Syekh Abdul Ghaffar. Dia belajar Islam, menghafalkan Alquran dan Hadis di Arab. Maka akhirnya paham betul Islam.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Hanya saja begitu ke Indonesia, Snouck Hurgronje bingung: mencari Islam dengan wajah Islam, tidak ketemu. Ternyata Islam yang dibayangkan dan dipelajari Snouck Hurgronje itu tidak ada.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Mencari Allah disini tidak ketemu, ketemunya Pangeran. Ketemunya Gusti. Padahal ada pangeran namanya Pangeran Diponegoro. Ada Gusti namanya Gusti Kanjeng. Mencari istilah shalat tidak ketemu, ketemunya sembahyang. Mencari syaikhun, ustadzun , tidak ketemu, ketemunya kiai. Padahal ada nama kerbau namanya kiai slamet. Mencari mushalla tidak ketemu, ketemunya langgar.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maka, ketika Snouck Hurgronje bingung, dia dibantu Van Der Plas. Ia menyamar dengan nama Syekh Abdurrahman. Mereka memulai dengan belajar bahasa Jawa. Karena ketika masuk Indonesia, mereka sudah bisa bahasa Indonesia, bahasa Melayu, tapi tidak bisa bahasa Jawa.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Begitu belajar bahasa Jawa, mereka bingung, strees. Orang disini makanannya nasi (sego). Snouck Hurgronje dan Van Der Plas tahu bahasa beras itu, bahasa inggrisnya rice, bahasa arabnya ar-ruz .<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Yang disebut ruz, ketika di sawah, namanya pari, padi. Disana masih ruz, rice. Begitu padi dipanen, namanya ulen-ulen, ulenan. Disana masih ruz, rice. Jadi ilmunya sudah mulai kucluk , korslet.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Begitu ditutu, ditumbuk, digiling, mereka masih mahami ruz, rice , padahal disini sudah dinamai gabah. Begitu dibuka, disini namanya beras, disana masih ruz, rice . Begitu bukanya cuil, disini namanya menir, disana masih ruz, rice. Begitu dimasak, disini sudah dinamai sego , nasi, disana masih ruz, rice.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Begitu diambil cicak satu, disini namanya upa, disana namanya masih ruz, rice. Begitu dibungkus daun pisang, disini namanya lontong, sana masih ruz, rice. Begitu dibungkus janur kuning namanya ketupat, sana masih ruz, rice. Ketika diaduk dan hancur, lembut, disini namanya bubur, sana namanya masih ruz, rice.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Inilah bangsa aneh, yang membuat Snouck Hurgronje judeg, pusing.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Mempelajari Islam Indonesia tidak paham, akhirnya mencirikan Islam Indonesia dengan tiga hal. Pertama, kethune miring sarunge nglinting (berkopiah miring dan bersarung ngelinting). Kedua, mambu rokok (bau rokok). Ketiga, tangane gudigen (tangannya berpenyakit kulit).<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Cuma tiga hal itu catatan (pencirian Islam Indonesia) Snouck Hurgronje di Perpustakaan Leiden, Belanda. Tidak pernah ada cerita apa-apa, yang lain sudah biasa. Maka, jangankan Snouck Hurgronje, orang Indonesia saja kadang tidak paham dengan Islam Indonesia, karena kelamaan di tanah Arab.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Lihat tetangga pujian, karena tidak paham, bilang bid’ah . Melihat tetangga menyembelih ayam untuk tumpengan, dibilang bid’ah. Padahal itu produk Islam Indonesia. Kelamaan diluar Indonesia, jadi tidak paham. Masuk kesini sudah kemlinthi, sok-sokan, memanggil Nabi dengan sebutan “Muhammad” saja. Padahal, disini, tukang bakso saja dipanggil “Mas”. Padahal orang Jawa nyebutnya Kanjeng Nabi.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Lha , akhir-akhir ini semakin banyak yang tidak paham Islam Indonesia. Kenapa? Karena Islam Indonesia keluar dari rumus-rumus Islam dunia, Islam pada umumnya. Kenapa? Karena Islam Indonesia ini saripati (essensi) Islam yang paling baik yang ada di dunia.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Kenapa? Karena Islam tumbuhnya tidak disini, tetapi di Arab. Rasulullah orang Arab. Bahasanya bahasa Arab. Yang dimakan juga makanan Arab. Budayanya budaya Arab. Kemudian Islam datang kesini, ke Indonesia.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Kalau Islam masuk ke Afrika itu mudah, tidak sulit, karena waktu itu peradaban mereka masih belum maju, belum terdidik. Orang belum terdidik itu mudah dijajah. Seperti pilkada, misalnya, diberi Rp 20.000 atau mie instan sebungkus, beres. Kalau mengajak orang berpendidikan, sulit, dikasih uang Rp 10 juta belum tentu mau.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Islam datang ke Eropa juga dalam keadaan terpuruk. Tetapi Islam datang kesini, mikir-mikir dulu, karena bangsa di Nusantara ini sedang kuat-kuatnya. Bangsa anda sekalian ini bukan bangsa kecoak. Ini karena ketika itu sedang ada dalam kekuasaan negara terkuat yang menguasai 2/3 dunia, namanya Majapahit.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Majapahit ini bukan negara sembarangan. Universitas terbesar di dunia ada di Majapahit, namanya Nalanda. Hukum politik terbaik dunia yang menjadi rujukan adanya di Indonesia, waktu itu ada di Jawa, kitabnya bernama Negarakertagama. Hukum sosial terbaik ada di Jawa, namanya Sutasoma. Bangsa ini tidak bisa ditipu, karena orangnya pintar-pintar dan kaya-raya.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Cerita surga di Jawa itu tidak laku. Surga itu (dalam penggambaran Alquran): tajri min tahtihal anhaar (airnya mengalir), seperti kali. Kata orang disini: “mencari air kok sampai surga segala? Disini itu, sawah semua airnya mengalir.” Artinya, pasti bukan itu yang diceritakan para ulama penyebar Islam. Cerita surga tentang buahnya banyak juga tidak, karena disini juga banyak buah. Artinya dakwah disini tidak mudah.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Diceritain pangeran, orang Jawa sudah punya Sanghyang Widhi. Diceritain Ka’bah orang jawa juga sudah punya stupa: sama-sama batunya dan tengahnya sama berlubangnya. Dijelaskan menggunakan tugu Jabal Rahmah, orang Jawa punya Lingga Yoni.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Dijelaskan memakai hari raya kurban, orang Jawa punya peringatan hari raya kedri. Sudah lengkap. Islam datang membawa harta-benda, orang Jawa juga tidak doyan. Kenapa? Orang Jawa pada waktu itu beragama hindu. Hindu itu berprinsip yang boleh bicara agama adalah orang Brahmana, kasta yang sudah tidak membicarakan dunia.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Dibawah Brahmana ada kasta Ksatria, seperti kalau sekarang Gubernur atau Bupati. Ini juga tidak boleh bicara agama, karena masih ngurusin dunia. Dibawah itu ada kasta namanya Wesya (Waisya), kastanya pegawai negeri. Kasta ini tidak boleh bicara agama.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Di bawah itu ada petani, pedagang dan saudagar, ini kastanya Sudra . Kasta ini juga tidak boleh bicara agama. Jadi kalau ada cerita Islam dibawa oleh para saudagar, tidak bisa dterima akal. Secara teori ilmu pengetahuan ditolak, karena saudagar itu Sudra dan Sudra tidak boleh bicara soal agama.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Yang cerita Islam dibawa saudagar ini karena saking judeg-nya, bingungnya memahami Islam di Indonesia. Dibawahnya ada kasta paria, yang hidup dengan meminta-minta, mengemis. Dibawah Paria ada pencopet, namanya kasta Tucca. Dibawah Tucca ada maling, pencuri, namanya kasta Mlecca. Dibawahnya lagi ada begal, perampok, namanya kasta Candala.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Anak-anak muda NU harus tahu. Itu semua nantinya terkait dengan Nahdlatul Ulama. Akhirnya para ulama kepingin, ada tempat begitu bagusnya, mencoba diislamkan. Ulama-ulama dikirim ke sini.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Namun mereka menghadapi masalah, karena orang-orang disini mau memakan manusia. Namanya aliran Bhirawa. Munculnya dari Syiwa. Mengapa ganti Syiwa, karena Hindu Brahma bermasalah. Hindu Brahma, orang Jawa bisa melakukan tetapi matinya sulit. Sebab orang Brahma matinya harus moksa atau murco.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Untuk moksa harus melakukan upawasa. Upawasa itu tidak makan, tidak minum, tidak ngumpulin istri, kemudian badannya menyusut menjadi kecil dan menghilang. Kadang ada yang sudah menyusut menjadi kecil, tidak bisa hilang, gagal moksa, karena teringat kambingnya, hartanya. Lha ini terus menjadi jenglot atau batara karang.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Jika anda menemukan jenglot ini, jangan dijual mahal karena itu produk gagal moksa. Pada akhirnya, ada yang mencari ilmu yang lebih mudah, namanya ilmu ngrogoh sukmo . Supaya bisa mendapat ilmu ini, mencari ajar dari Kali. Kali itu dari Durga. Durga itu dari Syiwa, mengajarkan Pancamakara.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Supaya bisa ngrogoh sukmo, semua sahwat badan dikenyangi, laki-laki perempuan melingkar telanjang, menghadap arak dan ingkung daging manusia. Supaya syahwat bawah perut tenang, dikenyangi dengan seks bebas. Sisa-sisanya sekarang ada di Gunung Kemukus.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Supaya perut tenang, makan tumpeng. Supaya pikiran tenang, tidak banyak pikiran, minum arak. Agar ketika sukma keluar dari badan, badan tidak bergerak, makan daging manusia. Maka jangan heran kalau muncul orang-orang macam Sumanto.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Ketika sudah pada bisa ngrogoh sukmo, ketika sukmanya pergi di ajak mencuri namanya<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";"><br /> ngepet . Sukmanya pergi diajak membunuh manusia namanya santet. Ketika sukmanya diajak pergi diajak mencintai wanita namanya pelet. Maka kemudian di Jawa tumbuh ilmu santet, pelet dan ngepet.<o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Ada 1.500 ulama yang dipimpin Sayyid Aliyudin habis di-ingkung oleh orang Jawa pengamal Ngrogoh Sukma. Untuk menghindari pembunuhan lagi, maka Khalifah Turki Utsmani mengirim kembali tentara ulama dari Iran, yang tidak bisa dimakan orang Jawa.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Nama ulama itu Sayyid Syamsuddin Albaqir Alfarsi. Karena lidah orang Jawa sulit menyebutnya, kemudian di Jawa terkenal dengan sebutan Syekh Subakir. Di Jawa ini di duduki bala tentara Syekh Subakir, kemudian mereka diusir.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Ada yang lari ke Pantai Selatan, Karang Bolong, Srandil Cicalap, Pelabuhan Ratu, dan Banten. Di namai Banten, di ambil dari bahasa Sansekerta, artinya Tumbal. Yang lari ke timur, naik Gunung Lawu, Gunung Kawi, Alas Purwo Banyuwangi (Blambangan). Disana mereka dipimpin Menak Sembuyu dan Bajul Sengoro.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Karena Syekh Subakir sepuh, maka pasukannya dilanjutkan kedua muridnya namanya Mbah Ishak (Maulana Ishak) dan Mbah Brahim (Ibrahim Asmoroqondi). Mereka melanjutkan pengejaran. Menak Sembuyu menyerah, anak perempuannya bernama Dewi Sekardadu dinikahi Mbah Ishak, melahirkan Raden Ainul Yaqin Sunan Giri yang dimakamkan di Gresik.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Sebagian lari ke Bali, sebagian lari ke Kediri, menyembah Patung Totok Kerot, diuber Sunan Bonang, akhirnya menyerah. Setelah menyerah, melingkarnya tetap dibiarkan tetapi jangan telanjang, arak diganti air biasa, ingkung manusia diganti ayam, matra ngrogoh sukmo diganti kalimat tauhid; laailaahaillallah. Maka kita punya adat tumpengan.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Kalau ada orang banyak komentar mem-bid’ah -kan, ceritakanlah ini. Kalau ngeyel, didatangi: tabok mulutnya. Ini perlu diruntutkan, karena NU termasuk yang masih mengurusi beginian.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Habis itu dikirim ulama yang khusus mengajar ngaji, namanya Sayyid Jamaluddin al-Husaini al-Kabir. Mendarat di Semarang dan menetap di daerah Merapi. Orang Jawa sulit mengucapkan, maka menyebutnya Syekh Jumadil Kubro.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Disana dia punya murid namanya Syamsuddin, pindah ke Jawa Barat, membuat pesantren puro di daerah Karawang. Punya murid bernama Datuk Kahfi, pindah ke Amparan Jati, Cirebon. Punya murid Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati. Inilah yang bertugas mengislamkan Padjajaran. Maka kemudian ada Rara Santang, Kian Santang dan Walangsungsang.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Nah , Syekh Jumadil Kubro punya putra punya anak bernama Maulana Ishak dan Ibrahim Asmoroqondi, bapaknya Walisongo. Mbah Ishak melahirkan Sunan Giri. Mbah Ibrahim punya anak Sunan Ampel. Inilah yang bertugas mengislamkan Majapahit.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Mengislamkan Majapahit itu tidak mudah. Majapahit orangnya pinter-pinter. Majapahit Hindu, sedangkan Sunan Ampel Islam. Ibarat sawah ditanami padi, kok malah ditanami pisang. Kalau anda begitu, pohon pisang anda bisa ditebang.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Sunan Ampel berpikir bagaimana caranya? Akhirnya beliau mendapat petunjuk ayat Alquran. Dalam surat Al-Fath, 48:29 disebutkan : ".... masaluhum fit tawrat wa masaluhum fil injil ka zar’in ahraja sat’ahu fa azarahu fastagladza fastawa ‘ala sukıhi yu’jibuz zurraa, li yagidza bihimul kuffar………”<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Artinya: “…………Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin)……………”<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Islam itu seperti tanaman yang memiliki anak-anaknya, kemudian hamil, kemudian berbuah, ibu dan anaknya bersama memenuhi pasar, menakuti orang kafir. Tanaman apa yang keluar anaknya dulu baru kemudian ibunya hamil? Jawabannya adalah padi.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maka kemudian Sunan Ampel dalam menanam Islam seperti menanam padi. Kalau menanam padi tidak di atas tanah, tetapi dibawah tanah, kalau diatas tanah nanti dipatok ayam, dimakan tikus.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Mau menanam Allah, disini sudah ada istilah pangeran. Mau menanam shalat, disini sudah ada istilah sembahyang. Mau menanam syaikhun, ustadzun, disini sudah ada kiai. Menanam tilmidzun, muridun , disini sudah ada shastri, kemudian dinamani santri. Inilah ulama dulu, menanamnya tidak kelihatan.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Menanamnya pelan-pelan, sedikit demi sedikit: kalimat syahadat, jadi kalimasada. Syahadatain, jadi sekaten. Mushalla, jadi langgar. Sampai itu jadi bahasa masyarakat. Yang paling sulit mememberi pengertian orang Jawa tentang mati.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Kalau Hindu kan ada reinkarnasi. Kalau dalam Islam, mati ya mati (tidak kembali ke dunia). Ini paling sulit, butuh strategi kebudayaan. Ini pekerjaan paling revolusioner waktu itu. Tidak main-main, karena ini prinsip. Prinsip inna lillahi wa inna ilaihi rajiun berhadapan dengan reinkarnasi. Bagaimana caranya?<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Oleh Sunan Ampel, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun kemudian di-Jawa-kan: Ojo Lali Sangkan Paraning Dumadi.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Setelah lama diamati oleh Sunan Ampel, ternyata orang Jawa suka tembang, nembang, nyanyi. Beliau kemudian mengambil pilihan: mengajarkan hal yang sulit itu dengan tembang. Orang Jawa memang begitu, mudah hafal dengan tembang.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Orang Jawa, kehilangan istri saja tidak lapor polisi, tapi nyanyi: ndang baliyo, Sri, ndang baliyo . Lihat lintang, nyanyi: yen ing tawang ono lintang, cah ayu. Lihat bebek, nyanyi: bebek adus kali nyucuki sabun wangi. Lihat enthok: menthok, menthok, tak kandhani, mung rupamu. Orang Jawa suka nyanyi, itulah yang jadi pelajaran. Bahkan, lihat silit (pantat) saja nyanyi: … ndemok silit, gudighen.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maka akhirnya, sesuatu yang paling sulit, berat, itu ditembangkan. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun diwujudkan dalam bentuk tembang bernama Macapat . Apa artinya Macapat? Bahwa orang hidup harus bisa membaca perkara Empat.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Keempat perkara itu adalah teman nyawa yang berada dalam raga ketika turun di dunia. Nyawa itu produk akhirat. Kalau raga produk dunia. Produk dunia makanannya dunia, seperti makan. Yang dimakan, sampah padatnya keluar lewat pintu belakang, yang cair keluar lewat pintu depan.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Ada sari makanan yang disimpan, namanya mani (sperma). Kalau mani ini penuh, bapak akan mencari ibu, ibu mencari bapak, kemudian dicampur dan dititipkan di rahim ibu. Tiga bulan jadi segumpal darah, empat bulan jadi segumpal daging. Inilah produk dunia.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Begitu jadi segumpal daging, nyawa dipanggil. “Dul, turun ya,”. “Iya, Ya Allah”. “Alastu birabbikum?” (apakah kamu lupa kalau aku Tuhanmu?). “Qalu balaa sahidnya,” (Iya Ya Allah, saya jadi saksi-Mu), jawab sang nyawa,. ”fanfuhur ruuh” (maka ditiupkanlah ruh itu ke daging). Maka daging itu menjadi hidup. Kalau tidak ditiup nyawa, tidak hidup daging ini. (lihat, a.l.: Q.S. Al-A’raf, 7:172, As-Sajdah: 7 -10, Al-Mu’min: 67, ed. )<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Kemudian, setelah sembilan bulan, ruh itu keluar dengan bungkusnya, yaitu jasad. Adapun jasadnya sesuai dengan orang tuanya: kalau orang tuanya pesek anaknya ya pesek; orang tuanya hidungnya mancung anaknya ya mancung; orang tuanya hitam anaknya ya hitam; kalau orang tuanya ganteng dan cantik, lahirnya ya cantik dan ganteng.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Itu disebut Tembang Mocopat: orang hidup harus membaca perkara empat. Keempat itu adalah teman nyawa yang menyertai manusia ke dunia, ada di dalam jasad. Nyawa itu ditemani empat: dua adalah Iblis yang bertugas menyesatkan, dan dua malaikat yang bertugas nggandoli, menahan. Jin qarin dan hafadzah.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Itu oleh Sunan Ampel disebut Dulur Papat Limo Pancer. Ini metode mengajar. Maka pancer ini kalau mau butuh apa-apa bisa memapakai dulur tengen (teman kanan) atau dulur kiwo (teman kiri). Kalau pancer kok ingin istri cantik, memakai jalan kanan, yang di baca Ya Rahmanu Ya Rahimu tujuh hari di masjid, yang wanita nantinya juga akan cinta.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Tidak mau dulur tengen, ya memakai yang kiri, yang dibaca aji-aji Jaran Goyang, ya si wanita jadinya cinta, sama saja. Kepingin perkasa, kalau memakai kanan yang dipakai kalimah La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim . Tak mau yang kanan ya memakai yang kiri, yang dibaca aji-aji Bondowoso, kemudian bisa perkasa.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Mau kaya kalau memakai jalan kanan ya shalat dhuha dan membaca Ya Fattaahu Ya Razzaaqu , kaya. Kalau tidak mau jalan kanan ya jalan kiri, membawa kambing kendhit naik ke gunung kawi, nanti pulang kaya.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maka, kiai dengan dukun itu sama; sama hebatnya kalau tirakatnya kuat. Kiai yang ‘alim dengan dukun yang tak pernah mandi, jika sama tirakatnya, ya sama saktinya: sama-sama bisa mencari barang hilang. Sama terangnya. Bedanya: satu terangnya lampu dan satunya terang rumah terbakar.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Satu mencari ayam dengan lampu senter, ayamnya ketemu dan senternya utuh; sedangkan yang satu mencari dengan blarak (daun kelapa kering yang dibakar), ayamnya ketemu, hanya blarak-nya habis terbakar. Itu bedanya nur dengan nar.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maka manusia ini jalannya dijalankan seperti tembang yang awalan, Maskumambang: kemambange nyowo medun ngalam ndunyo , sabut ngapati, mitoni , ini rohaninya, jasmaninya ketika dipasrahkan bidan untuk imunisasi.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maka menurut NU ada ngapati, mitoni, karena itu turunnya nyawa. Setelah Maskumambang, manusia mengalami tembang Mijil. Bakal Mijil : lahir laki-laki dan perempuan. Kalau lahir laki-laki aqiqahnya kambing dua, kalau lahir perempuan aqiqahnya kambing satu.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Setelah Mijil, tembangnya Kinanti. Anak-anak kecil itu, bekalilah dengan agama, dengan akhlak. Tidak mau ngaji, pukul. Masukkan ke TPQ, ke Raudlatul Athfal (RA). Waktunya ngaji kok tidak mau ngaji, malah main layangan, potong saja benangnya. Waktu ngaji kok malah mancing, potong saja kailnya.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Anak Kinanti ini waktunya sekolah dan ngaji. Dibekali dengan agama, akhlak. Kalau tidak, nanti keburu masuk tembang Sinom: bakal menjadi anak muda (cah enom), sudah mulai ndablek, bandel.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Apalagi, setelah Sinom, tembangnya asmorodono , mulai jatuh cinta. Tai kucing serasa coklat. Tidak bisa di nasehati. Setelah itu manusia disusul tembang Gambuh , laki-laki dan perempuan bakal membangun rumah tangga, rabi, menikah.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Setelah Gambuh, adalah tembang Dhandanggula. Merasakan manis dan pahitnya kehidupan. Setelah Dhandanggula , menurut Mbah Sunan Ampel, manusia mengalami tembang Dhurma.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Dhurma itu: darma bakti hidupmu itu apa? Kalau pohon mangga setelah berbuah bisa untuk makanan codot, kalau pisang berbuah bisa untuk makanan burung, lha buah-mu itu apa? Tenagamu mana? Hartamu mana? Ilmumu mana yang didarmabaktikan untuk orang lain?<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Khairunnas anfa’uhum linnas , sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya. Sebab, kalau sudah di Dhurma tapi tidak darma bakti, kesusul tembang Pangkur.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Anak manusia yang sudah memunggungi dunia: gigi sudah copot, kaki sudah linu. Ini harus sudah masuk masjid. Kalau tidak segera masuk masjid kesusul tembang Megatruh : megat, memutus raga beserta sukmanya. Mati.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Terakhir sekali, tembangnya Pucung. Lha ini, kalau Hindu reinkarnasi, kalau Islam Pucung . Manusia di pocong. Sluku-sluku Bathok, dimasukkan pintu kecil. Makanya orang tua (dalam Jawa) dinamai buyut, maksudnya : siap-siap mlebu lawang ciut (siap-siap masuk pintu kecil).<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Adakah yang mengajar sebaik itu di dunia? Kalau sudah masuk pintu kecil, ditanya Malaikat Munkar dan Nankir. Akhirnya itu, yang satu reinkarnasi, yang satu buyut . Ditanya: “Man rabbuka?” , dijawab: “Awwloh,”. Ingin disaduk Malaikat Mungkar – Nakir apa karena tidak bisa mengucapkan Allah.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Ketika ingin disaduk, Malaikat Rakib buru-buru menghentikan: “Jangan disiksa, ini lidah Jawa”. Tidak punya alif, ba, ta, punyanya ha, na, ca, ra, ka . “Apa sudah mau ngaji?”kata Mungkar – Nakir. “Sudah, ini ada catatanya, NU juga ikut, namun belum bisa sudah meninggal”. “Yasudah, meninggalnya orang yang sedang belajar, mengaji, meninggal yang dimaafkan oleh Allah.”<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maka, seperti itu belajar. Kalau tidak mau belajar, ditanya, “Man rabbuka?” , menjawab, “Ha……..???”. langsung dipukul kepalanya: ”Plaakkk!!”. Di- canggah lehernya oleh malaikat. Kemudian jadi wareng , takut melihat akhirat, masukkan ke neraka, di- udek oleh malaikat, di-gantung seperti siwur, iwir-iwir, dipukuli modal-madil seperti tarangan bodhol , ajur mumur seperti gedhebok bosok.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maka, pangkat manusia, menurut Sunan Ampel: anak – bapak – simbah – mbah buyut – canggah – wareng – udek-udek – gantung siwur – tarangan bodol – gedhebok bosok. Lho, dipikir ini ajaran Hindu. Kalau seperti ini ada yang bilang ajaran Hindu, kesini, saya tabok mulutnya!<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Begitu tembang ini jadi, kata Mbah Bonang, masa nyanyian tidak ada musiknya. Maka dibuatkanlah gamelan, yang bunyinya Slendro Pelok : nang ning nang nong, nang ning nang nong, ndang ndang, ndang ndang, gung . Nang ning nang nong: yo nang kene yo nang kono (ya disini ya disana); ya disini ngaji, ya disana mencuri kayu.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Lho, lha ini orang-orang kok. Ya seperti disini ini: kelihatannya disini shalawatan, nanti pulang lihat pantat ya bilang: wow!. Sudah hafal saya, melihat usia-usia kalian. Ini kan kamu pas pakai baju putih. Kalau pas ganti, pakainya paling ya kaos Slank.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Nah, nang ning nang nong, hidup itu ya disini ya disana. Kalau pingin akhiran baik, naik ke ndang ndang, ndang ndang, gung. Ndang balik ke Sanghyang Agung. Fafirru illallaah , kembalilah kepada Allah. Pelan-pelan. Orang sini kadang tidak paham kalau itu buatan Sunan Bonang.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maka, kemudian, oleh Kanjeng Sunan Kalijaga, dibuatkan tumpeng agar bisa makan. Begitu makan kotor semua, dibasuh dengan tiga air bunga: mawar, kenanga dan kanthil.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maksudnya: uripmu mawarno-warno, keno ngono keno ngene, ning atimu kudhu kanthil nang Gusti Allah (Hidupmu berwarna-warni, boleh seperti ini seperti itu, tetapi hatimu harus tertaut kepada Allah). Lho , ini piwulang-piwulangnya, belum diajarkan apa-apa. Oleh Sunan Kalijaga, yang belum bisa mengaji, diajari Kidung Rumekso Ing Wengi. Oleh Syekh Siti Jenar, yang belum sembahyang, diajari syahadat saja.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Ketika tanaman ini sudah ditanam, Sunan Ampel kemudian ingin tahu: tanamanku itu sudah tumbuh apa belum? Maka di-cek dengan tembang Lir Ilir, tandurku iki wis sumilir durung? Nek wis sumilir, wis ijo royo-royo, ayo menek blimbing. Blimbing itu ayo shalat. Blimbing itu sanopo lambang shalat.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Disini itu, apa-apa dengan lambang, dengan simbol: kolo-kolo teko , janur gunung. Udan grimis panas-panas , caping gunung. Blimbing itu bergigir lima. Maka, cah angon, ayo menek blimbing . Tidak cah angon ayo memanjat mangga.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Akhirnya ini praktek, shalat. Tapi prakteknya beda. Begitu di ajak shalat, kita beda. Disana, shalat 'imaadudin, lha shalat disini, tanamannya mleyor-mleyor, berayun-ayun.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Disana dipanggil jam setengah duabelas kumpul. Kalau disini dipanggil jam segitu masih disawah, di kebun, angon bebek, masih nyuri kayu. Maka manggilnya pukul setengah dua. Adzanlah muadzin, orang yang adzan. Setelah ditunggu, tunggu, kok tidak datang-datang.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Padahal tugas Imam adalah menunggu makmum. Ditunggu dengan memakai pujian. Rabbana ya rabbaana, rabbana dholamna angfusana , – sambil tolah-toleh, mana ini makmumnya – wainlam taghfirlana, wa tarhamna lanakunanna minal khasirin.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Datang satu, dua, tapi malah merokok di depan masjid. Tidak masuk. Maka oleh Mbah Ampel: Tombo Ati, iku ono limang perkoro….. . Sampai pegal, ya mengobati hati sendiri saja. Sampai sudah lima kali kok tidak datang-datang, maka kemudian ada pujian yang agak galak: di urugi anjang-anjang……. , langsung deh, para ma'mum buruan masuk. Itu tumbuhnya dari situ.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Kemudian, setelah itu shalat. Shalatnya juga tidak sama. Shalat disana, dipanah kakinya tidak terasa, disini beda. Begitu Allahu Akbar , matanya bocor: itu mukenanya berlubang, kupingnya bocor, ting-ting-ting, ada penjual bakso. Hatinya bocor: protes imamnya membaca surat kepanjangan. Nah, ini ditambal oleh para wali, setelah shalat diajak dzikir, laailaahaillallah.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Hari ini, ada yang protes: dzikir kok kepalanya gedek-gedek, geleng-geleng? Padahal kalau sahabat kalau dzikir diam saja. Lho, sahabat kan muridnya nabi. Diam saja hatinya sudah ke Allah. Lha orang sini, di ajak dzikir diam saja, ya malah tidur. Bacaannya dilantunkan dengan keras, agar ma'mum tahu apa yang sedang dibaca imam.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Kemudian, dikenalkanlah nabi. Orang sini tidak kenal nabi, karena nabi ada jauh disana. Kenalnya Gatot Kaca. Maka pelan-pelan dikenalkan nabi. Orang Jawa yang tak bisa bahasa Arab, dikenalkan dengan syair: kanjeng Nabi Muhammad, lahir ono ing Mekkah, dinone senen, rolas mulud tahun gajah.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Inilah cara ulama-ulama dulu kala mengajarkan Islam, agar masyarakat disini kenal dan paham ajaran nabi. Ini karena nabi milik orang banyak (tidak hanya bangsa Arab saja). Wamaa arsalnaaka illa rahmatal lil ‘aalamiin ; Aku (Allah) tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi alam semesta.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maka, shalawat itu dikenalkan dengan cara berbeda-beda. Ada yang sukanya shalawat ala Habib Syekh, Habib Luthfi, dll. Jadi jangan heran kalau shalawat itu bermacam-macam. Ini beda dengan wayang yang hanya dimiliki orang Jawa.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Orang kalau tidak tahu Islam Indonesia, pasti bingung. Maka Gus Dur melantunkan shalawat memakai lagu dangdut. Astaghfirullah, rabbal baraaya, astaghfirullah, minal khataaya, ini lagunya Ida Laila: Tuhan pengasih lagi penyayang, tak pilih kasih, tak pandang sayang. Yang mengarang namanya Ahmadi dan Abdul Kadir.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Nama grupnya Awara. Ida Laila ini termasuk Qari’ terbaik dari Gresik. Maka lagunya bagus-bagus dan religius, beda dengan lagu sekarang yang mendengarnya malah bikin kepala pusing. Sistem pembelajaran yang seperti ini, yang dilakukan oleh para wali. Akhirnya orang Jawa mulai paham Islam.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Namun selanjutnya Sultan Trenggono tidak sabaran: menerapkan Islam dengan hukum, tidak dengan budaya. "Urusanmu kan bukan urusan agama, tetapi urusan negara,” kata Sunan Kalijaga. “Untuk urusan agama, mengaji, biarlah saya yang mengajari,” imbuhnya.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Namun Sultan Trenggono terlanjur tidak sabar. Semua yang tidak sesuai dan tidak menerima Islam di uber-uber. Kemudian Sunan Kalijaga memanggil anak-anak kecil dan diajari nyanyian:<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Gundul-gundul pacul, gembelengan.  Nyunggi-nyunggi wangkul, petentengan. Wangkul ngglimpang segane dadi sak latar 2x<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Gundul itu kepala. Kepala itu ra’sun. Ra’sun itu pemimpin. Pemimpin itu ketempatan empat hal: mata, hidung, lidah dan telinga. Empat hal itu tidak boleh lepas. Kalau sampai empat ini lepas, bubar.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Mata kok lepas, sudah tidak bisa melihat rakyat. Hidung lepas sudah tidak bisa mencium rakyat. Telinga lepas sudah tidak mendengar rakyat. Lidah lepas sudah tidak bisa menasehati rakyat. Kalau kepala sudah tidak memiliki keempat hal ini, jadinya gembelengan.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Kalau kepala memangku amanah rakyat kok terus gembelengan, menjadikan wangkul ngglimpang, amanahnya kocar-kacir. Apapun jabatannya, jika nanti menyeleweng, tidak usah di demo, nyanyikan saja Gundul-gundul pacul. Inilah cara orang dulu, landai.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Akhirnya semua orang ingin tahu bagaimana cara orang Jawa dalam ber-Islam. Datuk Ribandang, orang Sulawesi, belajar ke Jawa, kepada Sunan Ampel. Pulang ke Sulawesi menyebarkan Islam di Gunung Bawakaraeng, menjadilah cikal bakal Islam di Sulawesi.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di penjuru Sulawesi. Khatib Dayan belajar Islam kepada Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Ketika kembali ke Kalimantan, mendirikan kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: helvetica, sans-serif;">Ario Damar atau Ario Abdillah ke semenanjung Sumatera bagian selatan, menyebarkan dan mendirikan kerajaan-kerajaan di Sumatera.</span></div> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";"><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: helvetica, sans-serif;">Kemudian Londo (Belanda) datang. Mereka semua – seluruh kerajaan yang dulu dari Jawa – bersatu melawan Belanda.</span></div> <o:p></o:p></span></div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Ketika Belanda pergi, bersepakat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka kawasan di Indonesia disebut wilayah, artinya tinggalan para wali. Jadi, jika anda meneruskan agamanya, jangan lupa kita ditinggali wilayah. Inilah Nahdlatul Ulama, baik agama maupun wilayah, adalah satu kesatuan: NKRI Harga Mati.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maka di mana di dunia ini, yang menyebut daerahnya dengan nama wilayah? Di dunia tidak ada yang bisa mengambil istilah: kullukum raa’in wa kullukum mas uulun ‘an ra’iyatih ; bahwa Rasulullah mengajarkan hidup di dunia dalam kekuasaan ada sesuatu yaitu pertanggungjawaban.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Dan yang bertanggungjawab dan dipertanggung jawabkan disebut ra’iyyah. Hanya Indonesia yang menyebut penduduknya dengan sebutan ra’iyyah atau rakyat. Begini kok banyak yang bilang tidak Islam.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Nah, sistem perjuangan seperti ini diteruskan oleh para ulama Indonesia. Orang-orang yang meneruskan sistem para wali ini, dzaahiran wa baatinan, akhirnya mendirikan sebuah organisasi yang dikenal dengan nama Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Kenapa kok bernama Nahdlatul Ulama. Dan kenapa yang menyelamatkan Indonesia kok Nahdlatul Ulama? Karena diberi nama Nahdlatul Ulama. Nama inilah yang menyelamatkan. Sebab dengan nama Nahdlatul Ulama, orang tahu kedudukannya: bahwa kita hari ini, kedudukannya hanya muridnya ulama.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Meski, nama ini tidak gagah. KH Ahmad Dahlan menamai organisasinya Muhammadiyyah: pengikut Nabi Muhammad, gagah. Ada lagi organisasi, namanya Syarekat Islam, gagah. Yang baru ada Majelis Tafsir Alquran, gagah namanya. Lha ini “hanya” Nahdlatul Ulama. Padahal ulama kalau di desa juga ada yang hutang rokok.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Tapi Nahdlatul Ulama ini yang menyelamatkan, sebab kedudukan kita hari ini hanya muridnya ulama. Yang membawa Islam itu Kanjeng Nabi. Murid Nabi namanya Sahabat. Murid sahabat namanya tabi’in . Tabi’in bukan ashhabus-shahabat , tetapi tabi’in , maknanya pengikut.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Murid Tabi’in namanya tabi’it-tabi’in , pengikutnya pengikut. Muridnya tabi’it-tabi’in namanya tabi’it-tabi’it-tabi’in , pengikutnya pengikutnya pengikut. Lha kalau kita semua ini namanya apa? Kita muridnya KH Hasyim Asy’ari.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Lha KH Hasyim Asy’ari hanya muridnya Kiai Asyari. Kiai Asyari mengikuti gurunya, namanya Kiai Usman. Kiai Usman mengikuti gurunya namanya Kiai Khoiron, Purwodadi (Mbah Gareng). Kiai Khoiron murid Kiai Abdul Halim, Boyolali.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Mbah Abdul Halim murid Kiai Abdul Wahid. Mbah Abdul Wahid itu murid Mbah Sufyan. Mbah Sufyan murid Mbah Jabbar, Tuban. Mbah Jabbar murid Mbah Abdur Rahman, murid Pangeran Sambuh, murid Pangeran Benowo, murid Mbah Tjokrojoyo, Sunan Geseng.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Sunan Geseng hanya murid Sunan Kalijaga, murid Sunan Bonang, murid Sunan Ampel, murid Mbah Ibrahim Asmoroqondi, murid Syekh Jumadil Kubro, murid Sayyid Ahmad, murid Sayyid Ahmad Jalaludin, murid Sayyid Abdul Malik, murid Sayyid Alawi Ammil Faqih, murid Syekh Ahmad Shohib Mirbath.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Kemudian murid Sayyid Ali Kholiq Qosam, murid Sayyid Alwi, murid Sayyid Muhammad, murid Sayyid Alwi, murid Sayyid Ahmad Al-Muhajir, murid Sayyid Isa An-Naquib, murid Sayyid Ubaidillah, murid Sayyid Muhammad, murid Sayyid Ali Uraidi, murid Sayyid Ja’far Shodiq, murid Sayyid Musa Kadzim, murid Sayyid Muhammad Baqir. Sayyid Muhammad Baqir hanya murid Sayyid Zaenal Abidin, murid Sayyidina Hasan – Husain, murid Sayiidina Ali karramallahu wajhah . Nah, ini yang baru muridnya Rasulullah saw.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Kalau begini nama kita apa? Namanya ya tabiit-tabiit-tabiit-tabiit-tabiit-tabiit…, yang panjang sekali. Maka cara mengajarkannya juga tidak sama. Inilah yang harus difahami.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Rasulullah itu muridnya bernama sahabat, tidak diajari menulis Alquran. Maka tidak ada mushaf Alquran di jaman Rasulullah dan para sahabat. Tetapi ketika sahabat ditinggal wafat Rasulullah, mereka menulis Alquran.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Untuk siapa? Untuk para tabi’in yang tidak bertemu Alquran. Maka ditulislah Alquran di jaman Sayyidina Umar dan Sayyidina Utsman. Tetapi begitu para sahabat wafat, tabi’in harus mengajari dibawahnya.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Mushaf Alquran yang ditulis sahabat terlalu tinggi, hurufnya rumit tidak bisa dibaca. Maka pada tahun 65 hijriyyah diberi tanda “titik” oleh Imam Abu al-Aswad ad-Duali, agar supaya bisa dibaca.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Tabiin wafat, tabi’it tabi’in mengajarkan yang dibawahnya. Titik tidak cukup, kemudian diberi “harakat” oleh Syekh Kholil bin Ahmad al-Farahidi, guru dari Imam Sibawaih, pada tahun 150 hijriyyah.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Kemudian Islam semakin menyebar ke penjuru negeri, sehingga Alquran semakin dibaca oleh banyak orang dari berbagai suku dan ras. Orang Andalusia diajari “ Waddluha” keluarnya “ Waddluhe” Orang Turki diajari “ Mustaqiim” keluarnya “ Mustaqiin”. Orang Padang, Sumatera Barat, diajari “ Lakanuud ” keluarnya “ Lekenuuik ”. Orang Sunda diajari “ Alladziina ” keluarnya “ Alat Zina ”.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Di Jawa diajari “ Alhamdu” jadinya “ Alkamdu ”, karena punyanya ha na ca ra ka . Diajari “ Ya Hayyu Ya Qayyum ” keluarnya “ Yo Kayuku Yo Kayumu ”. Diajari “ Rabbil ‘Aalamin ” keluarnya “ Robbil Ngaalamin” karena punyanya ma ga ba tha nga.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Orang Jawa tidak punya huruf “ Dlot ” punyanya “ La ”, maka “ Ramadlan ” jadi “ Ramelan ”. Orang Bali disuruh membunyikan “ Shiraathal…” bunyinya “ Sirotholladzina an’amtha ‘alaihim ghairil magedu bi’alaihim waladthoilliin ”. Di Sulawesi, “’ Alaihim” keluarnya “’ Alaihing ”.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Karena perbedaan logat lidah ini, maka pada tahun 250 hijriyyah, seorang ulama berinisiatif menyusun Ilmu Tajwid fi Qiraatil Quran , namanya Abu Ubaid bin Qasim bin Salam. Ini yang kadang orang tidak paham pangkat dan tingkatan kita. Makanya tidak usah pada ribut.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Murid ulama itu beda dengan murid Rasulullah. Murid Rasulullah, ketika dzikir dan diam, hatinya “online” langsung kepada Allah SWT. Kalau kita semua dzikir dan diam, malah jadinya tidur. Maka disini, di Nusantara ini, jangan heran.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Ibadah Haji, kalau orang Arab langsung lari ke Ka’bah. Muridnya ulama dibangunkan Ka’bah palsu di alun-alun, dari triplek atau kardus, namanya manasik haji. Nanti ketika hendak berangkat haji diantar orang se-kampung.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Yang mau haji diantar ke asrama haji, yang mengantar pulangnya belok ke kebun binatang. Ini cara pembelajaran. Ini sudah murid ulama. Inilah yang orang belajar sekarang: kenapa Islam di Indonesia, Nahdlatul Ulama selamat, sebab mengajari manusia sesuai dengan hukum pelajarannya ulama.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Anda sekalian disuruh dzikir di rumah, takkan mau dzikir, karena muridnya ulama. Lha wong dikumpulkan saja lama kelamaan tidur. Ini makanya murid ulama dikumpulkan, di ajak berdzikir.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Begitu tidur, matanya tidak dzikir, mulutnya tidak dzikir, tetapi, pantat yang duduk di majelis dzikir, tetap dzikir. Nantinya, di akhirat ketika “wa tasyhadu arjuluhum ,” ada saksinya. Orang disini, ketika disuruh membaca Alquran, tidak semua dapat membaca Alquran. Maka diadakan semaan Alquran.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Mulut tidak bisa membaca, mata tidak bisa membaca, tetapi telinga bisa mendengarkan lantunan Alquran. Begitu dihisab mulutnya kosong, matanya kosong, di telinga ada Alqurannya.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Maka, jika bukan orang Indonesia, takkan mengerti Islam Indonesia. Mereka tidak paham, oleh karena, seakan-akan, para ulama dulu tidak serius dalam menanam. Sahadatain jadi sekaten. Kalimah sahadat jadi kalimosodo. Ya Hayyu Ya Qayyum jadi Yo Kayuku Yo Kayumu.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Ini terkesan ulama dahulu tidak ‘alim. Ibarat pedagang, seperti pengecer. Tetapi, lima ratus tahun kemudian tumbuh subur menjadi Islam Indonesia. Jamaah haji terbanyak dari Indonesia. Orang shalat terbanyak dari Indonesia. Orang membaca Alquran terbanyak dari Indonesia.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Dan Islam yang datang belakangan ini gayanya seperti grosir: islam kaaffah, begitu diikuti, mencuri sapi. Dilihat dari sini, saya meminta, Tentara Nasional Indonesia, Polisi Republik Indonesia, jangan sekali-kali mencurigai Nahdlatul Ulama menanamkan benih teroris.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Teroris tidak mungkin tumbuh dari Nahdlatul Ulama, karena Nahdlatul Ulama lahir dari Bangsa Indonesia. Tidak ada ceritanya Banser kok ngebom disini, sungkan dengan makam gurunya. Mau ngebom di Tuban, tidak enak dengan Mbah Sunan Bonang.<o:p></o:p></span></div> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">Saya yang menjamin. Ini pernah saya katakan kepada Panglima TNI. Maka, anda lihat teroris di seluruh Indonesia, tidak ada satupun anak warga jamiyyah Nahdlatul Ulama. Maka, Nahdlatul Ulama hari ini menjadi organisasi terbesar di dunia.</span></div> </div> <div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Dari Muktamar Makassar jamaahnya sekitar 80 juta, sekarang di kisaran 120 juta. Yang lain dari 20 juta turun menjadi 15 juta. Kita santai saja. Lama-lama mereka tidak kuat, seluruh tubuh kok ditutup kecuali matanya. Ya kalau pas jualan tahu, lha kalau pas nderep di sawah bagaimana. Jadi kita santai saja. Kita tidak pernah melupakan sanad, urut-urutan, karena itu cara Nahdlatul Ulama agar tidak keliru dalam mengikuti ajaran Rasulullah Muhammad SAW.</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><br /></span> </div> <div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-line-height-alt: 1.0pt; text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif";">ISLAM JAWA<o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"> <span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Oleh : Gus Muwaffiq.</span></span></div> <span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><br /></span></span>

Inspiratif News Sejarah Sejarah Islam Nusantara Oleh Gus Muwaffiq

Ternyata, jaman dulu ada orang Belanda namanya Snouck Hurgronje. Dia ini hafal Alquran, Sahih Bukhori, Sahih Muslim, Alfiyyah Ibnu Mali...

Read more »