0 Comment

Shalawat Nahdliyah merupakan salah satu shalawat yang kiranya sudah sangat terkenal khususnya di kalangan masyarakat Nahdliyin, khususnya lagi di kalangan para kyai dan santri. Sebab kenapa, tiada lain karena shalawat Nahdliyah ini memang berisi doa tawasul memohon secara khusus kepada Allah agar jam'iyyah Nahlatul Ulama senantiasa mampu untuk menampakkan syiar-syiar islam yang baik, sejalan dengan islam Ahlussunnah Wal jamaah dan rahmatan lil 'alamin. Adapun shalawat Nahdliyah ini merupakan shalawat yang kemudian dibuat sebagai piranti dalam berdoa guna memohon maksud tersebut. Yang membuatnya adalah Sayyidi As-Syaikh Al-Hajj Hasan Abdul Wafi yang merupakan seorang ulama besar dan pengasuh pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo Jawa Timur.

Kebesaran nama beliau membuat sosok Gus Dur atau KH. Abdurrahman Wahid sangat mencintai dan menaruh hormat serta baktinya kepada beliau, hingga Gus Dur kalau memanggil beliau menggunakan panggilan "Sayyidi Al-Walid" (orang tua sendiri). Dalam salah satu pidatonya di tahun 2001 di Surabaya, Jawa Timur, Gus Dur juga pernah mengatakan kalau ada 4 tokoh ulama besar yang tidak kuasa baginya untuk menolak perintahnya. Tokoh yang dimaksud Gus Dur tiada lain yaitu:

KH. Imam Zarkasyi Djunaidi dari Banyuwangi yang wafat tahun 2001
KH. Ahmad Sufyan Miftahul Arifin dari Situbondo yang wafat tahun 2012
KH. Khotib Umar dari Jember yang wafat tahun 2014
dan terakhir KH. Hasan Abdul Wafi sendiri yang wafat pada tahun 2000

Di mata masyarakat Nahdliyin, sosok KH. Hasan Abdul Wafi bisa dikatakan sebagai seorang NU tulen. Setumpuk aktifitas dan peranannya dalam menjaga NU tidak dapat dipandang sebelah mata. Kiprah beliau untuk NU tidak dapat dianggap kecil. Saking loyalnya kepada NU, beliau selalu mewanti-wanti para santrinya untuk tidak lelah berjuang menjaga NU dan mengingatkan agar jangan sekali-kali menyimpang dari garis ajaran NU yang sesuai dengan aqidah Ahlussunah Wal Jama'ah. Adapun shalawat Nahdliyyah ini lahir dan tercipta karena rasa cinta beliau yang begitu mendalam kepada NU dan harapan besar agar NU dapat menjadi benteng Aswaja yang mumpuni.

Beliau wafat pada hari Rabbu 31 Juli tahun 2000 dan di makamkan di lingkungan pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur tidak jauh dari komplek pemakaman para kyai sesepuh Nurul Jadid.

Berikut ini teks dari Shalawat Nahdliyah selengkapnya:

اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ صَلَاةً تُرَغِّبُ وَتُنَشِّطُ
2x وَتُحَمِّسُ بِهَا الْجِهَادْ لِإِحْيَاءْ وَإِعْلَاءِ دِيْنِ الْإِسْلَامْ 
2x وَإِظْهَارِ شَعَائِرِهْ عَلَى طَرِيْقَةِ جَمْعِيَّةِ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءْ 
2x وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ 
الله الله اللهُ الله، ثَبِّتْ وَانْصُرْ أَهْلَ جَمْعِيَّةْ 
2x جَمْعِيَّةْ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءْ لِإِعْلَاءِ كَلِمَةِ الله

"Ya AllahSemoga Rahmat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya, dan dengan berkah bacaan shalawat ini, jadikanlah kami senang, rajin, dan semangat dalam berjuang menghidupkan dan meninggikan Agama Islam serta menampakkan syi’ar-syi’arnya menurut cara Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Ya Allah, teguhkanlah pendirian dan berikanlah kemenangan bagi warga Jam’iyyah Nahdlatul Ulama untuk meninggikan Kalimatillah (agama Islam dan seluruh ajarannya)"

دعاء حضرة الشيخ محمد هاشم أشعري رحمه الله

اللهم أَيْقِظْ قُلُوْبَ الْعُلَمَاءِ وَالْمُسْلِمِيْنَ مِنْ نَوْمِ غَفْلَتِهِم الْعَمِيْقِ وَاهْدِهِمْ إِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ. اللهم يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ أَحْيِ جَمْعِيَّتَنَا جَمْعِيَّةَ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءِ حَيَاةً طَيِّبَةً إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ بِبَرَكَةِ "فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً" "وَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ" وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَسُوْءٍ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
(3x بعد المفروضة) 

أجازنا الشيخ خطيب عمر، عن والده الشيخ عمر، عن الشيخ أسعد شمس العارفين، عن حضرة الشيخ محمد هاشم أشعري رحمهم الله


Post a Comment Blogger

 
Top