Seringkali Wahabi mengatakan bahwa Semua Bid’ah itu Sesat. Dan
tidak ada lagi pembagian-pembagian Bid’ah sebagaimana yang dijelaskan
Ulama-ulama Ahlussunnah wal Jamaah. Pendapat mereka hanya Didasari oleh Hadits
“Kullu Bid’atin Dholalah”. Hadits itu betul adanya, namun betulkah makna Hadits
tersebut betul-betul menerangkan bahwa Setiap yang baru itu adalah Bid’ah
yang sesat?
Tunggu
dulu, mari kita coba lihat bagaimana Rosululloh SAW memberikan contoh dalam
menyikapi hal-hal baru yang tidak beliau ajarkan secara khusus. Berikut ini,
adalah hal-hal baru yang terjadi di zaman Rasululloh SAW. Antara lain:
Pertama;
Bilal
bin Robah setiap kali hadats beliau langsung bersuci. Bilal juga selalu sholat
dua roka’at setiap selesai wudlu dan sehabis adzan. Hal ini beliau lakukan
berdasarkan pemikiran beliau sendiri, inisiatifnya sendiri. Tidak ada petunjuk
khusus dari Rosululloh SAW.
Lalu
bagaimanakah respon Rosululloh SAW? apakah Rosululloh berkata : “Hai Bilal
engkau telah membuat kreasi sendiri dalam ibadah. Engkau telah berbuat BID’AH !
Engkau telah SESAT ! Nerakalah tempatmu!”. Apakah Rosululloh SAW berkata
seperti itu?.
Sama
sekali TIDAK, bahkan Rosululloh SAW memuji Bilal, “Engkau mendahuluiku ke surga
wahai Bilal !!!”
(diriwayatkan oleh Atturmudzi di dalam
sunan, al-Hakim dalam al-Mustadrok, al-Bayhaqi dalam Syu’abul iman).
Kedua;
Dalam
sebuah kisah yang penuh dengan patriotisme, Khubaib bin Adi al-Anshori
melakukan sholat dua rokaat sebelum dibunuh oleh orang-orang qurays, hingga
akhirnya kematian syahid menjemputnya ditiang salib.
Sholat
yang dilakukan oleh Khubaib bin Adi ini kemudian menjadi tradisi yang dilakukan
oleh para sahabat yang dengan tabah menerima kematian oleh kekejaman
orang-orang kafir. (silahkan lihat al-mu’jamul kabir atthabrani, juga
diriwayatkan al-Bukhori dan Ahmad)
Sholat
dua roka’at yang dilakukan oleh Khubaib muncul dari inisiatifnya sendiri,
karena beliau beranggapan sholat adalah ibadah yang paling utama dan mulia.
Beliau ingin akhir hayatnya ditutup dengan sholat.
Rasululloh
SAW tidak pernah memberi petunjuk khusus mengenai hal itu, misalnya Rasululloh
SAW memerintahkan “Sholatlah dua roka’at sebelum engkau di bunuh oleh
orang-orang kafir!”.
Tidak!
…. Nabi SAW tidak mengajarkannya. Lalu apakah Rasululloh SAW kemudian berkata
seperti perkataan orang WAHABI…..Apakah Nabi SAW menyesatkan Khubaib
sebagaimana wahabi menyesatkan saudarax sendiri!
Apakah
setelah Nabi mengetahui apa yang dilakukan oleh Khubaib kemudian beliau berkata
“Khubaib telah sesat, ia telah berbuat bid’ah!” ….. tidak! Sekali lagi Tidak! ….
Beruntung sekali Khubaib Bin Adi,
Beruntung sekali Khubaib Bin Adi,
Ketiga;
Salah
seorang sahabat anshor yang menjadi imam di masjid Quba’, setiap kali selesai
membaca surat al-fatihah beliau pasti membaca surat al-ikhlas, baru kemudian
beliau membaca surat yang lain.
Jadi
surat apapun yang ia baca dalam sholat pasti didahului dengan membaca surat
al-ikhlas. Hingga berita ini sampai kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW
bertanya kepada sahabat yang menjadi imam itu, “Apa yang mencegahmu memenuhi
permintaan teman-temanmu?, apa yang mendorongmu membaca surat al-ikhlas itu
setiap raka’at?”.
Sahabat
itu menjawab, “Sungguh aku mencintai surat itu”. Lalu Nabi SAW berkata, “Apa
yang kau cintai akan membawamu ke surga”. (lihat fathul Bari al-Hafidh ibnu
Hajar dalam bab al-jam’u baina suratain fir rok’ati)
Masya
Allah …inilah Nabi kita.
Lihatlah!!!
….. Apakah Nabi langsung melotot sambil teriak, “SESAT KAU!!”, “BID’AH KAU!”,
“Engkau telah membuat hal-hal baru dalam agama, engkau melakukan sesuatu yang
tidak aku contohkan, yang tidak aku ajarkan!!!”
Tidak..seklli
lagi Tidak..bahkan Nabi SAW berkata, “Apa yang kau cintai akan membawamu ke
surga”.
Keempat;
Qotadah
bin Nu’man, sebagaimana diceritakan al-Hafidh ibn Hajar, setiap malam beliau
menghabiskan malamnya dengan mengulang-ulang surat al-ikhlas di dalam sholat
hingga masuk waktu subuh.
Hal
ini kemudian dilaporkan kepada Nabi. Dan bagaimanakah tangapan Nabi? Apakah
Nabi akan merespon seperti ANDA? . Apakah Nabi mengatakan “jika itu baik pasti
aku lebih dulu mengerjakannya”.
Apakah
Nabi berkata, “Engkau melakukan ibadah tanpa contoh dariku! Ibadahmu sia-sia!
Bid’ah Kau! Sesat kau! …. TIDAK !!! sekali lagi TIDAK !!!.
Malah
sebaliknya Rasulullah SAW dengan lembut dan motivasi yang tinggi beliau berkata
” Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamannya, surat al-Ikhlash itu
sebanding dengan sepertiga al-Qur’an”.
beruntung
sekali sahabat Qotadah bin Nu’man
Kelima;
Yang
ini bahkan hingga sekarang kita lakukan dan dilakukan oleh seluruh umat Islam
di seluruh penjuru dunia. Tak terkecuali org Wahabi yang hobi membid’ahkan.
Sebelum
peristiwa ini terjadi, ketika para sahabat ketinggalan jama’ah, mereka akan
bertanya sudah raka’at keberapakah Nabi ?, kemudian mereka akan takbir dan
melakukan gerakan-gerakan yang tertinggal hingga ketika sudah sama gerakan dan
raka’atnya baru mereka mengikuti gerakan imam. Sehingga jama’ah terlihat kurang
teratur.
Ada
yang masih berdiri, ada yang masih ruku’, ada yang sujud, dan lain sebagainya.
Hingga suatu hari datanglah Mu’adz bin Jabal yang terlambat jama’ah.
(diriwayatkan
oleh imam Ahmad dan Abu Dawud)
Mu’adz
bin jabal langsung mengikuti gerakan Nabi, dan setelah salam beliau menambah
raka’at yang tertinggal. Hal ini ia lakukan semata-mata karena kecintaannya
pada Rasulullah SAW. Beliau tidak mau ketinggalan lebih banyak lagi, beliau
ingin gerakannya sama dengan gerakan imam dalam hal ini Rasulullah SAW.
Lalu
bagaimanakah Rasulullah SAW menyikapi tindakan Mu’adz bin Jabal tersebut, yang
sama sekali belum pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan berbeda dengan
sahabat-sahabat yang lain. Apakah Nabi SAW mengatakan seperti perkataan Wahabi,
” Engkau melakukan ibadah menurut kreasimu sendiri! Ibadahmu sia-sia! Bid’ah
Kau! Sesat kau! ….
TIDAK
!!! sekali lagi TIDAK !!!
bahkan
Rasulullah SAW kemudian berkata, ” sesungguhnya Mu’adz telah membuat satu jalan
(cara) baru untuk kalian, lakukanlah seperti yang dilakukan oleh Mu’adz!”, dan
sampai sekarang kita melakukan apa yang dilakukan oleh Mu’adz bin Jabal.
ALHAMDULILLAH
Beruntung
sekali Mu’adz Bin Jabal karena disetiap gerakan yang dilakukan oleh makmum
masbuq mulai saat itu hingga hari qiyamat, Mu’adz bin Jabal mendapat bagian
pahalanya, karena ia lah yang memulai cara yang baik itu.
sebenarnya
masih banyak sekali ibadah2 yang tidak di ajarkan sama Nabi..tp tdk menyimpang
dari Ajaran Nabi…
Wallahu
a’lam
(Dikutip
dari: Habban Muhdhor)
Sumber: Pecihitm.org

Post a Comment Blogger Facebook